Barometernews.id | Aceh Besar, – 4 guru besar Asia Tenggara mengunjungi Dayah Pesantren Baitul Arqam, Selasa (7/3). Para guru besar tersebut antara lain; Prof. Dr. Jamhari Makruf, Guru Besar Antropologi Islam dan Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Profesor Takeshi Kohno, Profesor Ilmu Politik Tokyo Eiwa, Jepang, Profesor Kamarulnizam Abdullah, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Profesor Zulkifli Wadi, Guru Besar Kajian Islam Universitas Filipina. Keempatnya didampingi oleh dosen UIN Ar-Raniry, Dr. Hasnul Arifin.
Kunjungan dalam rangka silaturahmi dan melihat perkembangan pendidikan Islam di Aceh ini berlangsung pukul 09.00-11.30 WIB di kantor Dayah Baitul Arqam dan didampingi oleh Wakil Mudir Baitul Arqam, M. Naufal Hidayat Lc., ME beserta kepala pengasuh, Laksamana Muflih, Lc. dan Nurmarini, BA, M.Pd. Dalam kesempatan silaturahmi tersebut pihak madrasah Baitul Arqam diwakili oleh masing-masing kepala madrasah tsanawiyah Hasballah, SE, dan kepala madrasah aliyah, Yudhi Aswad, ST. Dalam kunjungan tersebut hadir pula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, SH., M.Hum.
Keempat guru besar tersebut mengadakan penelitian mengenai Pendidikan Islam di Asia Tenggara untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan mutu pendidikan serta ketahanan mereka dalam menghadapi perkembangan zaman.
“Hasil penelitian kami ini semoga bisa berguna untuk perkembangan pesantren di Aceh dengan segala keberagaman yang ada,” harap Jamhari Makruf.
Dalam kunjungan tersebut Naufal Hidayat menjelaskan kondisi pesantren Muhammadiyah khususnya Baitul Arqam, apa saja tantangan eksternal dan hal-hal yang sudah dicapai. Para guru besar tersebut juga sempat diajak berkeliling melihat langsung kondisi pesantren, mulai dari dapur, asrama, hingga ruang kelas dan menyaksikan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di Pesantren Baitul Arqam.
“Kunjungan ini memang singkat, tetapi alhamdulilah bisa membangkitkan optimisme kami akan majunya pendidikan Islam di Aceh serta harapan kami seiring meningkatnya perhatian para akademisi, maka meningkat pula kualitas pesantren-pesantren, khususnya pesantren Muhammadiyah di seluruh Aceh,” kata Naufal Hidayat.
Bagi Profesor Takeshi Kohno, kunjungan ini juga semacam reuni singkat bersama pimpinan Muhammadiyah Aceh, “Saya sudah lama bekerja sama dengan Muhammadiyah, sejak 2006 kami mengadakan kerja sama di berbagai bidang dan bisa dikatakan saya juga merupakan perwakilan Muhammadiyah di Jepang. Kami senang mengunjungi pesantren Muhammadiyah dan mengetahui perkembangan serta apa saja tantangan yang dihadapi selama ini.”[Has/jbm]