Barometernews.id | Pasaman Barat, – Ketua DPRD Pasbar, Fahrizal Hafni kepada Insan Pers Perkumpulan Jurnalis Online (AJO) Pasbar, Jumat (12/06) mengatakan, begitu DPRD Pasbar mendapat informasi ada Alat Pelindung Diri (APD) baru sampai dan menumpuk di gudang farmasi Dinkes Pasbar bahkan hingga kini belum di salurkan, pihaknya langsung melakukan sidak.
“Begitu kami dapat informasi ada APD baru sampai di Dinkes dan menumpuk di gudang farmasi yang belum di salurkan, kami langsung mencek kebenarannya,” Terang Parizal Hafni.
Jumat, (12/05) Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat seperti Adriwilza dari Fraksi Gerindra dan Muhammad Guntara dari Fraksi Nasdem yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Parizal Hafni melakukan sidak ke gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat.
Begitu mereka sampai di gudang dan benar ada tumpukan APD senilai 2,1 miliar yang di perkirakan baru sampai beberapa hari belakangan ini tapi belum di salurkan, mereka kecewa.
Sementara APD tersebut saat ini dibutuhkan selain oleh masyarakat Pasbar juga dibutuhkan oleh petugas medis.
Parizal Hafni mengaku sangat kecewa, kenapa baru sekarang APD datangnya, itupun masih menumpuk di gudang dan belum di salurkan, padahal Kabupaten Pasaman Barat sudah dua kali memperpanjang PSBB, dan kini sedang menjalani new normal atau kenormalan baru. Sebelumnya, banyak masyarakat dan petugas medis di Pasaman Barat sangat membutuhkan keberadaan APD, apa lagi petugas medis, saat mereka bertugas di lapangan tentu APD ini sangat mereka butuhkan saat melawan Covid-19.
“Kita minta pemerintah, terutama Dinkes tidak main-main dalam menangani Covid-19 ini, sebab banyak petugas di lapangan yang membutuhkan APD, termasuk masyarakat umum, ” Ujar Hafni
Demikian juga kekesalan terlihat di wajah anggota DPRD yang ikut dalam sidak tersebut, saat Adriwilza dan Muhammad Guntara berada di gudang terlihat mereka memperhatikan tumpukan APD sambil geleng-gelengkan kepala.
Mereka terlihat berdiskusi dan mempertanyakan kenapa APD baru datang sekarang dan mengapa belum disalurkan, padahal Pasaman Barat beberapa bulan belakangan ini disaat menjalani PSBB I dan PSBB II membutuhkan APD, bahkan kini walaupun disaat new normal masyarakat dan khusunya tenaga medis tentu masih sangat membutuhkan APD.
“Kita minta Dinkes bisa menjelaskan masalah ini, karena pembelian APD ini dari uang rakyat,” Ujar Gugun.
Saat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Jon Hardi dikonfirmasi langsung terkait hal tersebut menjelaskan, uang senilai 2,1 miliar itu digunakan untuk membeli 3000 box masker bedah, 140 pelindung wajah, pelindung mata 150 buah, 1000 buah apron, sarung tangan non steril 1000 buah, sarung tangan steril 1000 pasang, Cover all atau baju hazmat 1500 picis, 120 pasang sepatu bot, 1000 pasang penutup sepatu, dan 1000 picis penutup kepala.
“Barang barang ini sudah datang beberapa waktu lalu, dan sudah kita periksa bersama inspektorat, dan rencananya akan kita bagikan Senin depan,” Terang Jon.
Jon Hardi menambahkan, semua APD tersebut bukan digunakan untuk masyarakat umum, melainkan untuk kebutuhan petugas medis di seluruh puskesmas se Pasaman Barat dan RS Yarsi.
Menurutnya, hingga hari ini stok APD di Puskesmas masih tersedia, dan itu masih bersumber dari pengadaan tahun lalu, maupun dari sumbangan Kemenkes dan pihak ketiga.
“Kedatangan APD ini sudah tepat, seiring dengan mulai menipisnya stok di gudang puskesmas,” Terang Jon.
Seperti yang dijelaskan Jon lagi, bahwa APD yang mereka beli masih sangat dibutuhkan petugas medis selama kenormalan baru. Sebab, saat melayani masyarakat, petugas harus memperhatikan protokol kesehatan dan menggunakan APD. Bahkan, jika dihitung Dinkes masih optimis APD ini bisa memenuhi kebutuhan hingga Desember mendatang.
“Saya sudah Koordinasi dengan provinsi, APD ini masih sangat dibutuhkan petugas hingga waktu yang panjang kedepan,” Terang Jon Hardi. [Zoelnasti].