Barometernews.id | Jakarta, – Guna mengatasi masalah sampah organik, warga RT 001/RW 10 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, membangun rumah maggot. Kegiatan warga ini mendapat apresiasi dari Camat Ciracas, Mamad.
Ia menyebutkan, proses pembuatan rumah maggot yang dilakukan warga saat ini sedang berjalan dan ditargetkan rampung pekan ini, sehingga awal pekan depan sudah bisa dioperasikan.
“Nantinya ini akan jadi pilot project (proyek percontohan) pengolahan sampah dengan model magot di wilayah Kecamatan Ciracas. Untuk tahap awal, kita ambil sampah dari 20 rumah waga sekitar,” Kata Mamad, saat dihubungi tim Sudin Kominfotik Jakarta Timur, Sabtu (29/08).
Ia menyebutkan, kedepannya rumah maggot tersebut akan menjadi pengolahan sampah organik yang dihasilkan dari sampah rumah tangga lingkungan RT setempat.
“Ini akan jadi contoh bagi wilayah lainnya,” Kata Mamad.
Menurutnya, untuk menyukseskan program ini, pihaknya menggandeng Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Timur agar mendukung kreatifitas warganya dalam mengatasi masalah sampah dengan memberikan pelatihan.
Selain itu, pihak Kecamatan Ciracas juga telah membentuk tim untuk melakukan studi banding ke wilayah Kranggan, Bekasi. Pembangunan rumah maggot, selain untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, kedepannya akan dijadikan budidaya pakan ternak lele.
Mamad menyebutkan, kualitas pakan ternak lele dari maggot menghasilkan hasil yang baik dengan protein yang tinggi dibandingkan pelet.
“Harga jual maggot per kilogramnya ini Rp8.000, sehingga ini bisa menjadi penghasilan tambahan bagi warga,” Lanjut Mamad.
Sementara, Ketua RT 001/RW 10 Kelurahan Ciracas, Hendro, menambahkan, ide pembuatan magot ini dilakukan karena selama ini warga kesulitan membuang sampah organik karena lahan pembuangan sampah tidak ada di wilayahnya.
Oleh karena itu, Ia bersama warga berisiniatif secara swadaya membangun rumah magot di lahan kosong milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Di tempat ini, warga juga melakukan bercocok tanam berbagai jenis sayur mayur dan membuat kolam ikan.
“Banyak sampah organik dari rumah tangga tidak bisa dimanfaatkan. Padahal ini bisa dikelola dengan baik dengan cara membuat magot. Kalau sampah plasik, kertas dan lainnya kan bisa dijual kembali,” Kata Hendro.
Ia menyebutkan, di rumah maggot juga disiapkan bank sampah, sehingga sampah dari warga bisa dipilah berdasarkan kategori organik dan non organik.
“Sedangkan sampah non organik juga masih dipilah lagi, yang sekiranya bisa didaur ulang dan dijual kembali maka akan dikumpulkan,” Tambahnya. [Kominfotik JT/JS]