Barometernews.id | Bogor, – Melihat kondisi geografis, wilayah Indonesia memiliki potensi ancaman bahaya yang dapat berujung pada bencana. Sebagian besar di antaranya (lebih dari 95 persen) merupakan bencana hidrometeorologis yang terkait dengan iklim dan dinamika perubahan, antara lain puting beliung, banjir, banjir bandang, longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan serta cuaca ekstrim (dalam RPJMN 2020-2024).
Trend kejadian bencana di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun terakhir cenderung meningkat. Berkaca pada kejadian bencana pada 2018, korban meninggal dunia akibat bencana mencapai lebih dari 4.800 jiwa, belum lagi nilai kerugian dan kerusakan hingga trilyunan rupiah.
Dalam Rakornas PB kali ini, BNPB mengawali seminar nasional dengan menggundang kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, akademisi/pakar, praktisi, jurnalis, dunia usaha dan mitra internasional. Bogor, Senin (03/02).
Dalam RPJMN 2020-2024, dikatakan meningkatnya ketahanan terhadap dampak bencana dan bahaya iklim Pengurangan rasio kerugian ekonomi akibat dampak bencana dan bahaya iklim terhadap PDB sebesar 0,21% di tahun 2024.
Sementara itu strategi untuk mewujudkan Arah Kebijakan Peningkatan Ketahanan Bencana dan Iklim pada RPJMN 2020-2024 mencakup: (a) Penguatan Data, Informasi, dan Literasi Bencana; (b) Penguatan Sistem, Regulasi dan Tata Kelola Bencana; (c) Peningkatan Sarana Prasarana Kebencanaan; (d) Integrasi Kerjasama Kebijakan dan Penataan Ruang berbasis Risiko Bencana; (e) Penguatan Penanganan Darurat Bencana; (f) Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah terdampak bencana; dan (g) Penguatan sistem mitigasi multi ancaman bencana terpadu.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, bencana menjadi beban yang signifikan dalam proses tersebut. Proses pemulihan kembali yang lebih baik dan aman membutuhkan upaya yang lebih besar sehingga roda pembangunan dapat kembali pulih dan masyarakat menjadi Tangguh.
“Mengajak semua pihak (pentahelix) untuk mendiskusikan tantangan dan solusi dalam penanggulangan bencana di Indonesia,” kata Kepala BNPB, Doni Monardo.
Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak berbagai pihak yang tergabung dalam penta-helix, yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi/pakar, masyarakat dan media massa, untuk mendiskusikan tantangan penanggulangan bencana di Indonesia dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) yang berlangsung 3-4 Februari di Bogor.
Rakornas PB tahun 2020 yang bertema Penanggulangan Bencana Urusan Bersama ingin mengajak secara kolektif kita sebagai bangsa Indonesia untuk menjadi individu yang tangguh.
“Membangun komitmen dan kesadaran kolektif bahwa bencana adalah urusan bersama,” tutup Doni. (Red/JB)