Barometernews.id | Jakarta, – Dinas Sosial DKI Jakarta melakukan launching gerakan 10 juta lubang biopori di Jakarta. Gerakan ini serentak dibuat di seluruh panti dinas sosial.
“Alhamdulillah, di tengah-tengah guyuran hujan, semoga membawa keberkahan, kami melakukan kegiatan berupa lauching membuat 10 juta lubang biopori,” Ujar Irmansyah, Kepala Dinas Sosial, usai me-launching gerakan 10 juta lubang biopori serta sarana prasarana olahraga di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya(PSBKW)Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (24/01) pagi.
Menurutnya, gerakan pembuatan lubang biopori akan dilakukan serentak di seluruh panti dinas sosial, termasuk partisipasi masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial. Semua ini dilakukan menindaklanjuti Ingub No 107 Tahun 2019, tentang kewajiban instansi di lingkungan pemerintah untuk melakukan pengurangan dan pemilahan sampah.
Melalui launching pembuatan 10 juta lubang biopori, ia berharap sampah yang biasanya dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, bisa berkurang. “Sedikit pemahaman, pembuatan lubang biopori, bukan sekadar membuat lubang. Lubang ini diberi sampah organik. Sehingga di dalamnya akan menjadi tempat perkembangbiakan micro organisme yang membuat biopori ini akan banyak menyerap air,” Jelasnya.
Selain gerakan 10 juta lubang biopori, Kepala Dinas Sosial yang didampingi Kepala PSBKW Harapan Mulia Kedoya, Susi Suzana A, juga meresmikan sarana olahraga di lingkungan PSBKW.
“Pemanfaatan sarana olahraga yang didukung Sudin Pemuda Olahraga Jakbar, nantinya bisa digunakan para penghuni panti. Ini juga menjadi salah satu upaya mendukung program gubernur yang menginginkan maju kotanya, bahagia warganya,” Jelasnya.
Sementara itu Kepala PSBKW Harapan Mulia Kedoya, Susi Suzana menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat kurang lebih 10 lubang biopori di lingkungan panti. Pihaknya juga akan memberikan sosialisasi terkait pemanfaatan lubang biopori, termasuk di dalamnya upaya melakukan pemilahan sampah.
“Sesuai instruksi kepala dinas, kami akan jalani program tersebut dalam rangka mengurangi sampah,” Tutur Susi. [Red/RM]