Barometernews.id | Banda Aceh, – Puluhan penggiat anti narkoba berkumpul di Kulam Kupi Pango sebagai bentuk silaturahmi bersama Bang H. M. Nasir Djamil, S.Ag, M.Si – Anggota Komisi III DPR RI dengan Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol. Heru Pranoto, M.Si dalam rangka menyatukan program, ide dan gagasan terkait dengan permasalaan Narkoba di Aceh. Banda Aceh (03/03).
Pertemuan singkat ini atas inisiatif dan koordinasi antara Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) dengan BNNP Aceh dan difasilitasi oleh Bang Nasir Djamil Anggota Komisi III DPR RI.
Silaturrahmi ini turut dihadiri oleh 20 Organisasi yang terdiri dari Para LSM Pegiat Anti Narkoba, Rehabilitasi Napza, Organisasi Pemuda, Akademisi dan Organisasi terkait. Juga turut hadir Penasehat IKAN dan juga Anggota DPR Aceh Ustad Irawan Abdullah, S.Ag dan dr. Budi Purnama, SpOG.
Kegiatan diskusi ini langsung dipandu oleh Syahrul Maulidi, SE, M.Si – Ketum DPP IKAN dalam arahannya mengatakan bahwa permasalahan Narkoba di Aceh saat ini sudah semakin meningkat berbagai upaya sudah dilakukan baik oleh BNN, Polri, Para Penggiat dan lembaga-lembaga terkait namun belum mampu menurunkan angka penyalahguna narkoba,
bahkan hasil laporan Ka BNNP Aceh Heru Pranoto bahwa saat ini jumlahnya sudah mencapai 82.000 ada kenaikan yang signifikan dari tahun 2017 sebanyak 73.000.
Bahkan secara nasional sampai saat ini prevalensi penyalahguna narkoba di Aceh berada pada peringkat ke enam. Sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan ada apa dengan Aceh dan apa upaya konkrit yang harus kita lakukan untuk menurunkan angka tersebut ungkap Syahrul dalam sesi pembukaan.
Kepala BNNP Aceh Heru Pranoto yang didampingi Kabid P2M BNNP Aceh Masduki, SH mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan materinya terkait penanganan pemberantasan narkoba di Aceh.
Heru Pranoto diawal sesinya mengatakan bahwa beliau baru 5 hari berada dan bertugas di Aceh sebagai Kepala BNNP Aceh dan dengan adanya silaturrahmi yang dihadiri oleh puluhan pegiat anti narkoba serta dukungan dari Nasir Djamil selaku Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh dan Anggota DPR Aceh.
Heru Pranoto mengatakan sangat optimis dan berjanji akan mampu menurunkan angka penyalahguna narkoba di Aceh.
BNNP Aceh di bawah ke pemimpinannya segera mendesain strategi konkrit yang akan dilakukan, Heru Pranoto juga mengatakan baru beberapa hari berada di Aceh sudah melakukan koordinasi dengan Kapolda Aceh, Pangdan Iskandar Muda dan lembaga-lembaga terkait untuk mengsinergikan program pemberantasan Narkoba di Aceh.
Heru Pranoto juga meminta dukungan dari para penggiat dan masyarakat untuk bersama dengan BNN dalam upaya menanggulangi permasalahan narkoba di Aceh.
Salah satu kebijakan tegas yang akan beliau lakukan adalah apabila ada oknum anggota BNN yg ada di Aceh ikut terlibat dalam penyalahgunaan narkoba maka oknum tersebut akan di pecat, silahkan masyarakat laporkan ini salah satu bentuk komitmen dan tanggung jawab sebagai Kepala BNNP Aceh. Kemudian juga akan mengadakan beberapa kegiatan sosialisasi kreatif dengan komunitas-komunitas yang ada. BNNP tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan narkoba tanpa ada dukungan dari semua pihak.
Dalam kesempatan yang Sama Bang Nasir Djamil dalam pemaparannya sangat mengapresiasi atas upaya yang dilakukan oleh IKAN dan lembaga-lembaga pegiat anti narkoba yang hadir pada acara diskusi ini. Nasir Djamil juga sangat mendukung atas upaya yang akan dilkukan oleh BNNP Aceh. Indonesia dan Aceh Darurat Narkoba tapi apa yang selama ini kita lakukan tidak mencerminkan kita dalam kondisi Darurat Narkoba.
“Penyalahguna narkoba saat ini sudah pada fase sangat mengkhawatirkan, oleh karenanya upaya-upaya pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan dengan kerja biasa, melainkan dengan upaya yang luar biasa. Mari kita bangun sinergi yang lebih kuat antara masyarakat, penggiat anti narkoba, lembaga terkait dan BNNP/BNNK,” sebut Nasir Djamil.
Nasir Djamil juga menyampaikan bahwa Komisi III DPR RI saat ini juga sudah membentuk Panitia Kerja (Panja) Pemberantasan Narkotika guna mengevaluasi pemberantasan narkoba sejauh ini terutama terkait dengan rehabilitasi.
Hasil dari pertemuan dan diskusi ini adalah tentang perbaikan regulasi dan strategi terkait sosialisasi, edukasi, dan rehabilitasi di Aceh serta sinergi antara masyarakat, para penggiat anti Narkoba, BNNP/BNNK dengan Instansi Pemerintah agar kegiatan tepat sasaran dan berdampak positif terhadap masyarakat.