Dzulhijjah Dalam Bayang-Bayang Wabah (1)

Foto Dokumentasi

Oleh: Abdurrahman Abu Aisyah

Pandahuluan

Bacaan Lainnya

Alhamdulillah, Syukur kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keniscayaan ia menjadi tanda dari tanda-tanda keimanan seseorang. Syukur atas segala nikmat yang telah Allah Ta’ala limpahkan kepada kita bersama khususnya nikmat iman, Islam dan ikhsan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, habibana wa nabiyana Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, kepada seluruh ahli baitnya para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.

Dzulhijjah Penuh Fadhilah

Hari berganti hari, pekan berubah pekan hingga tak terasa bulan pun bergantian, akhirnya kita sampai pada Dzulhijjah salah satu dari bulan-bulan haram, yaitu bulan yang penuh fadhilah (keutamaan). Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu… .” (QS. At Taubah: 36)

Bulan haram adalah bulan-bulan diharamkannya umat Islam berperang, karena pada bulan-bulan tersebut ada syariah untuk beribadah yang menjadi bagian rukun Islam yaitu melaksanakan haji ke Baitullah. Empat bulan haram yang dimaksud adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan rajab, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّه السَّماواتِ والأَرْضَ: السَّنةُ اثْنَا عَشَر شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم: ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقعْدة، وَذو الْحجَّةِ، والْمُحرَّمُ، وَرجُب مُضَر الَّذِي بَيْنَ جُمادَى وَشَعْبَانَ

Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (tidak boleh berperang di dalamnya). Tiga (3) bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah,  Al Muharram, (dan yang terakhir) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban. HR. Al Bukhari.

Keutamaan dari bulan Dzulhijjah adalah pada sepuluh (10) hari pertama di awalanya,, sebagaimana firmanNya:

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh. QS. Al Fajr: 1-2.

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad menjelaskan, “Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Maknanya bahwa konteks keutamaan 10 akhir Ramadhan adalah dari segi malamnya, sedangkan 10 awal Dzulhijjah adalah siangnya.

Walaupun banyak tafsir mengenai ayat ini, namun pendapat yang rajih adalah merujuk keutamaan siang hari pada sepuluh (10) awal di bulan Dzulhijjah. Hal ini sebagaimana hadits Hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dari Jabir radhiyallaahu ‘anhuma

العَشْرُ عَشْرُ الأضحى ، والوَتْر يومُ عَرَفة ، والشَّفْعُ يومُ النَّحْر

Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10 bulan Al-Adhha (Dzulhijjah), dan yang dimaksud dengan “ganjil” adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah hari raya Idul Adh-ha. HR. Ahmad, An-Nasaa’i, dan Al-Haakim.

Maka, saat ini kita telah memasuki Dzulhijjah penuh fadhilah, bulan penuh dengan keutamaan dan lebih tepat lagi kita tengah berada di sepuluh awalnya. Oleh karena itu mengetahui keutamaannya (fadhilah) adalah sebuah keniscayaan.

Fadhilah Bulan Dzulhijjah

Pertama: Bulan Disempurnakannya Islam

Keutamaan bulan Dzulhijjah yang paling utama adalah bahwa Islam disempurnakan oleh Allah Ta’ala pada bulan ini, sebagaimana firmanNya:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.”  (Qs. Al Maidah: 3)

Para ulama sepakat bahwa ayat itu turun di bulan Dzulhijjah saat haji wada’di hari Arafah. Hal ini berdasarkan atsar dari Umar bin Al Khaththaab radhiyallaahi ‘anhu, bahwasanya seorang rahib Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.” Umar berkata, “Ayat apakah itu?” Yahudi itu membacakan ayat tersebut, “Al yauma akmaltu lakum….” Umar pun berkata, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum’at. HR. Al Bukhari.

Kedua: Amalan pada Dzulhijjah adalah Amalan yang Dicintai Allah Ta’ala

Fadhilah atau keutamaan berikutnya dari bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang dicintai oleh Allah Ta’ala,  sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun. HR. Bukhari, Abu Daud dan Thirmidzi.

Makna amalan yang dicintai pada hari-hari tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab Al Hanbaly:

وإذا كان أحب إلى الله فهو أفضل عنده

Apabila sesuatu itu lebih dicintai oleh Allah, maka sesuatu tersebut lebih afdhal di sisi-Nya.

Salah satu dari keutamaannya adalah dilipatgandakannya pahala pada hari-hari ini, sebagaimana atsar dari Ibnu Abbas serta riwayat dari Mujahid yang mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan”. Beberapa ulama mengatakan bilangan keliapatan dari 365, 1000 hingga 10.000 hari, namun riwayatnya lemah. [] Bersambung…

Pos terkait