Barometernews.id | Langsa, – Krueng Langsa merupakan sungai terbesar dan terpanjang yang membelah wilayah kota Langsa. Daerah Aliran Sungai (DAS) krueng Langsa saat ini terus mengalami kerusakan lingkungan akibat adanya perubahan tutupan lahan, karena alih fungsi menjadi permukiman maupun erosi dan sedimentasi. Rabu, 18/03
“Kerusakan DAS krueng Langsa berdampak pada kawasan Kuala Langsa yang menjadi hilir Krueng Langsa, dimana dahulu pernah ada aktivitas layanan pelabuhan, tetapi aktivitas berhenti dikarenakan alur pelayaran mengalami pendangkalan menyebabkan kapal tidak bisa bersandar di dermaga pelabuhan,” ujar Ketua Forum PRB Kota Langsa DR. Zulfitri MA saat bertemu dengan Kadis PUPR Muharram, ST, M.Si di Kantor Dinas PUPR setempat.
Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berharap Dinas PUPR Langsa segera melakukan tindakan nyata untuk merevitalisasi Krueng Langsa dan mengembalikan fungsi kawasan sebagai pencegah banjirnya luapan air saat musim penghujan tiba.
Sementara itu, Kadis PUPR Langsa, Muharram menerangkan, salah satu program prioritas Walikota Langsa adalah penataan kawasan DAS Krueng Langsa dan kawasan bekas rel kereta api yang kini sudah tidak berfungsi.
Kawasan tersebut dinilai Pemko Langsa sangat memerlukan penataan, sehingga warga perlu di relokasi ke tempat yang lebih layak.
“Untuk kawasan DAS Krueng Langsa akan direlokasi tahap awal tahun ini sebanyak 103 KK,” kata Muharram.
“Pemko sudah menyiapkan lahan seluas 68 hektar di dua lokasi yang berbeda untuk relokasi warga yakni 50 hektar di Desa Timbang Langsa dan 18 hektar di Desa Lhokbanie. Kami harap Kementerian PUPR bisa membantu pembangunan rumah warga yang direlokasi dari kawasan DAS Krueng Langsa,” imbuhnya. (Red/Ded)