Barometernews.id | Pirak Timu, Aceh Utara, – Bencana kebakaran yang terjadi di Alu Bungkoh, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara menghanguskan kios dan ruko serta Masjid Taqarrub pada Hari Sabtu (29/12) sekitar Pukul 07.30 WIB.
Kebakaran tersebut memanggil kepedulian berbagai kalangan untuk turut membantu masyarakat yang mengalami musibah sehingga bisa meringankan beban mereka.
Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Perguruan Tinggi Al-Washliyah dan Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) turut terpanggil untuk melakukan berbagai upaya agar masyarakat yang mengalami musibah kebakaran segera terbantu.
Jalalul Mahli, Presiden Mahasiswa Perguruan Tinggi Al Washliyah Banda Aceh mengatakan, kami selaku PEMA dan HIMMAH terpanggil untuk melakukan pengalangan dana untuk kebakaran yang terjadi di Aceh Utara.
“Dengan doa dan bantuan yang kami berikan nantinya bisa meringankan sedikit beban yang di alami oleh masyarakat Alu Bungkoh Kecamatan Pirak Timu,” Harapnya.
Lanjut Jalalul Mahli, kegiatan aksi sosial penggalangan dana untuk korban baik Bencana Alam maupun Bencana Kebakaran adalah kegiatan rutinitas mereka sebagai wujud kepedulian antar sesama, jelasnya.
Penggalanan Dana untuk Korban Kebakaran di Aceh Utara baru hari ini dilakukan sejak Senin Pagi, (30/12) dengan sasaran di jalan dan toko-toko seputaran Kota Banda Aceh.
“Bersama rekan-rekan, kami melakukan penggalangan dana di beberapa titik lampu merah, dan toko-toko yang di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar,” Kata Jalalul Mahli.
Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Umum PC HIMMAH Kota Banda Aceh.
“Kegiatan seperti ini perlu kita apresiasikan, selain sangat membantu masyarakat yang terkait, juga menunjukkan bahwa rasa kepedulian sesama dalam benak mahasiswa sekarang masih ada. Perlahan demi perlahan pergerakan mahasiswa bukan hanya sebatas aksi demostrasi saja,” Jelas Rivaldi Mufti, Sekretaris Umum PC HIMMAH Kota Banda Aceh.
“Era 98 mahasiswa dikenang dengan pergerakan demostrannya. Namun era sekarang ini kita selaku mahasiswa jangan hanya berpikir ditempat-tempat itu saja. Kita harus kreatif dalam melihat kondisi, namun tetap kembali pada kodrat mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat,” Pungkas Rivaldi. [Red/Sud]