Hubungan Antara Detak Jantung dan Jenis Kelamin Janin

Foto Ilustrasi

Barometernews.id | Jakarta,- Banyak orang meyakini bahwa detak jantung bisa menentukan jenis kelamin bayi. Anggapan ini menimbulkan kegembiraan bagi banyak calon ibu, sebab jenis kelamin bayi memang selalu menjadi pertanyaan yang dinanti-nantikan jawabannya.

Detak jantung di bawah 140 bpm (denyut per menit) disebut-sebut menandakan jenis kelamin laki-laki. Sementara itu, detak jantung yang lebih cepat dipercaya merupakan tanda bahwa janin berjenis kelamin perempuan.

Bacaan Lainnya

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan klaim ini. Penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2006 terhadap 477 kehamilan. Hasilnya, detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 151,7 bpm, sedangkan janin laki-laki adalah 154,9 bpm.

Melihat bahwa selisih keduanya sangat kecil, bisa disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara detak jantung dengan jenis kelamin bayi.

Tak berhenti di situ, tahun 2016 para peneliti kembali melakukan peneliltian. Lagi-lagi, hasil yang ditunjukkan pun serupa.

Di antara 655 kehamilan yang diteliti, detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 167 bpm, sedangkan janin laki-laki adalah 167,3 bpm. Selisih ini bahkan lebih kecil lagi sehingga memang dapat disimpulkan bahwa detak jantung memang tidak berhubungan dengan jenis kelamin janin.

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Janin

Jenis kelamin janin sudah ditentukan sejak sperma membuahi sel telur. Janin yang memiliki kromosom XX akan berjenis kelamin perempuan, sedangkan janin dengan kromosom XY akan terlahir dengan jenis kelamin laki-laki.

Detak jantung memang tidak bisa memberikan gambaran mengenai kromosom janin yang menentukan jenis kelaminnya. Selain itu, alat kelamin janin belum terbentuk sempurna pada 4-6 minggu pertama kehamilan. Alat kelamin baru dapat tampak perbedaannya saat saat janin berusia 10-20 minggu.

Meski detak jantung tidak bisa dijadikan patokan, terdapat beberapa metode yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi, yaitu:

  1. Tes darah

Tujuan utama tes darah sebenarnya bukanlah untuk mengetahui jenis kelamin, melainkan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik. Namun, tes ini juga dapat menunjukkan jenis kromosom janin yang menjadi penentu jenis kelaminnya.

  1. Tes genetik

kehamilan yang lebih tua. Perlu diingat bahwa tes ini memiliki risiko terhadap kehamilan. Jadi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalaninya

  1. Ultrasonografi (USG)

USG adalah pemeriksaan yang paling aman karena tidak harus mengambil sampel dari darah ataupun cairan ketuban. Pemeriksaan ini menghasilkan gambar yang menunjukkan bagian tubuh, detak jantung, serta jenis kelamin bayi yang akan lahir.

Detak jantung tidak terbukti dapat menandakan jenis kelamin janin. Anggapan ini adalah mitos, sebab detak jantung tidak menggambarkan kromosom janin yang menjadi penentunya.

Jenis kelamin janin pada awal kehamilan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan DNA dan tes genetik. Apabila alat kelamin janin telah terbentuk, Anda dapat mencari tahu jenis kelaminnya dengan metode yang lebih aman, yakni melalui pemeriksaan USG. Sumber : hellosehat.com

 

Pos terkait