Barometernews.id | Banda Aceh, – Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) diundang untuk mengisi acara Ustadz Menjawab yang disiarkan LIVE pukul 09.00-10.00 di AcehTV pada Jumat (27/12/2019).
Dalam kesempatan itu hadir Ketua Umum IKAN, Syahrul Maulidi SE MSi, Anggota Diklitbang IKAN, Rusydi SAg, juga hadir dari Yayasan Kayyis Ahsana Aceh (Pusat Rehab Napza), Zulfikar. Di samping juga turut mengisi acara dari Yayasan Peduli Sehat, Ust Ibrahim Laweung.
Program Ustadz Menjawab yang menjadi hostnya adalah Ustadz Drs H Ameer Hamzah mengambil tema “Muhasabah Diri Di Akhir Tahun”, membahas mengenai kesehatan dan perilaku masyarakat Aceh yang banyak terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.
Sesi pertama kesempatan diberikan kepada Ustaz Ibrahim Laweung dari yayasan Peduli Sehat. Beliau mengupas berbagai hal tentang pentingnya perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu ketua IKAN, Syahrul Maulidi dalam paparannya menjelaskan kecenderungan masyarakat Aceh yang terlibat dan terpengaruh dalam penyalahgunaan narkoba bahkan banyak yang harus direhabilitasi.
“Bukan hanya sebagai pengguna, namun juga banyak yang menjadi pengedar,” ungkapnya.
Menurutnya Aceh peringkat kedua di Indonesia sebagai daerah rawan narkoba setelah Jakarta dan Aceh termasuk ke dalam zona merah.
“Peredaran narkoba sudah sampai pada titik yang mengkhawatirkan, anak-anak sekolah banyak yang menjadi korban,” ungkapnya dengan nada miris.
Untuk kesempatan selanjutnya anggota Diklitbang IKAN, Rusydi S.Ag mengatakan IKAN sudah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya BNN baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
“Baru-baru ini bekerjasama dengan Relawan Relawaan Anti Narkoba (RAN) bentukan BNN telah melaksanakan gerakan Bersih Narkoba (Bersinar) di sekolah pada dua kecamatan di Aceh Besar yaitu Kuta Malaka dan Baitussalam, yang sasarannya siswa SD, SMP, dan SMA,” terangnya.
Rusydi juga menyampaikan bahwa IKAN sudah terbentuk di 16 kabupaten kota dan dalam beberapa bulan ke depan juga akan dibentuk di kabupaten kota yang lain.
“Ini untuk mewujudkan Aceh bebas narkoba, namun tidak mungkin kami lakukan sendiri tetapi harus bersama-sama dengan semua elemen masyarakat termasuk pemerintah,” ungkap Rusydi dengan bersemangat.
Kesempatan terakhir disampaikan pemaparan oleh Zulfikar dari Yayasan Kayyis Ahsana Aceh (Pusat Rehab Napza).
Yayasan ini merupakan salah satu dari beberapa Insitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang ada di Aceh Besar merupakan tempat rehabilitasi pengguna narkoba.
Zulfikar mengatakan pihaknya banyak menerima pengguna narkoba yang direhabilitasi dan sudah diberikan terapi-terapi. “Baik dalam pengobatan maupun terapi agama dengan menghadirkan ustadz-ustadz untuk memberikan tausiah agama,” pungkasnya.[Red/Ru]