Barometernews.id | Jakarta, – Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan, menjadi wilayah prototipe untuk program sedekah minyak jelantah, yang didukung oleh Rumah Sosial Kutub, CSR Yayasan Baitul Maal Perusahaan Listrik Negara (YBM- PLN). Menurut Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Isnawa Adji, program ini turut menciptakan sejarah baru di Jakarta karena mengajak warga untuk bersedekah lain dari yang biasanya, Rabu (29/01).
“Kami mengajak warga untuk menorehkan sejarah dengan cara sedekah minyak jelantah. Sekarang minyak jelantah dibuang begitu saja. Sehingga gorong – gorong dan saluran air rusak. Itu jelas merusak lingkungan juga,” Jelasnya saat ditemui di Kelurahan Pondok Labu. Isnawa menjelaskan, dalam pelaksanaannya, minyak yang akan disedekahkan dikumpulkan terlebih dahulu oleh warga dalam sebuah jerigen. Kemudian, Rumah Sosial Kutub akan berperan dalam pengolahan minyak yang disumbangkan tersebut.
“Keuntungannya lingkungan tidak lagi tercemar, dan uang minyak dikumpulkan dan disantunkan ke anak yatim piatu. Atau mungkin kegiatan sosial lainnya,” Terangnya. Menurut Isnawa, program ini menjadi win – win solution sesuai arahan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan agar berkolaborasi dengan masyarakat. “Tadinya minyak bisa mencemari lingkungan malah bisa jadi dibuat sebagai sesuatu yang positif,” Tambahnya.
Isnawa juga menambahkan, program tersebut memiliki potensi yang besar dalam penerimaannya. “Dihitung bisa mengantongi Rp 1,5 sampai Rp 2 miliar. Tapi sekarang masih berjalan di angka 20 persen. Makanya nanti program ini akan serentak dijalankan di Jakarta Selatan,” Imbuhnya. Sementara itu, Direktur Rumah Sosial Kutub Suhito menjelaskan, target semua Kelurahan di Jakarta bisa bergabung. Suhito menyampaikan, pihaknya akan mendistribusikan 6000 jerigen minyak jelantah ke semua Jakarta dengan pembagian satu RT satu tangki jerigen “Mekanismenya, gerakan sedekah nanti akan berdampak ke warga sendiri. Pondok Labu akan jadi prototipe kampung ekowisata,”Ungkapnya.
Minyak jelantah, dijelaskan Suhito, akan menjadi bahan baku bio diesel yang akan dikirim ke Eropa. “Setiap ton akan dihargai Rp 60 ribu, tapi kita langsung kembalikan ke masyarakat. Satu RT bisa 18 liter, kurang lebih Rp 100 ribu. Nah 60 persennya untuk warga, sisanya kita salurkan untuk buku dan kegiatan sosial,” Imbuhnya. [Red/KIPJS]