Kemungkinan Penularan Coronavirus Sebelum Gejala Muncul Masih Dipelajari WHO

Barometernews.id | Geneva, – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masih belum jelas apakah virus corona menyebar di Cina dan kemudian menjadi terinfeksi selama masa inkubasi, sebelum gejala infeksi muncul.

Virus, yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan akut, seperti pneumonia, telah menewaskan 132  orang sampai hari ini, sementara kasus telah diidentifikasi di 12 negara.

Bacaan Lainnya

Dalam sebuah laporan baru – baru ini tentang virus baru, yang dikenal sebagai 2019-nCoV, badan kesehatan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) WHO memperkirakan periode inkubasi untuk virus itu antara dua dan 10 hari.

“Memahami berapa lama virus telah menginfeksi orang lain adalah penting untuk upaya pengendalian,” Kata WHO.

WHO tidak mengkonfirmasi pernyataan yang dibuat oleh otoritas Cina bahwa orang yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit sebelum mereka menunjukkan tanda – tanda demam atau masalah pernapasan.

“Informasi epidemiologis terperinci dari lebih banyak orang yang terinfeksi diperlukan untuk menentukan durasi infeksi 2019-nCoV, khususnya apakah infeksi dapat terjadi dari individu tanpa gejala atau selama masa inkubasi,” Katanya.

Pekan lalu, WHO tidak menyatakan wabah koronavirus sebagai darurat kesehatan masyarakat global – sebuah deklarasi jarang digunakan, hanya untuk wabah terburuk yang akan memicu tindakan global yang lebih terintegrasi.

Namun badan global mengakui kemarin bahwa mereka membuat kesalahan dalam menilai risiko virus berbahaya dalam beberapa laporan pekan lalu, mengakui risiko global adalah ‘tinggi’ daripada ‘sedang.’

Virus ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia karena kemiripannya dengan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), yang menewaskan ratusan orang di daratan Cina dan Hong Kong pada 2002 – 2003.

Virus baru ini diyakini menginfeksi manusia dari hewan di pasar Wuhan. Namun metode infeksi tetap tidak pasti.

Seperti SARS dan virus pembunuh korona lainnya yang dikenal sebagai Sindrom Pernafasan Timur – Tengah, atau MERS, WHO menyarankan bahwa virus baru dapat menyebar melalui tetesan, misalnya ketika seseorang bersin atau batuk, atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan objek yang disentuh.

Untuk mengurangi risiko infeksi, WHO menekankan perlunya menghindari kontak dekat dengan orang yang menderita infeksi pernapasan akut, sering mencuci tangan, dan menghindari kontak yang tidak aman dengan peternakan atau satwa liar.

Agensi juga menekankan pentingnya mempraktikkan kebiasaan batuk termasuk menjaga jarak dan mematikan ketika batuk dan bersin dengan jaringan.

WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan internasional, tetapi menyerukan pengawasan tingkat tinggi, termasuk mendorong check-in untuk penumpang yang meninggalkan daerah yang terkena dampak di bandara. [Red]

Pos terkait