Oleh : Khairunnas, S.HI
Pendamping Sosial PKH, Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
Bagi kebanyakan orang uang senilai Rp. 20.000 mungkin tidak begitu berarti, jika dibeli nasi bungkus cuma dapat dua bungkus saja. Tetapi tidak bagi Mariyati salah seorang keluarga penerima mamfaat bantuan sosial program keluarga harapan Kementerian Sosial RI tahun 2013 Gampong Lamie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, beliau dapat membeli rumah dari hasil usaha dagangannya yang hanya bermodalkan Rp. 20.000.
Ceritanya berawal pada tahun 2005 ketika anak pertama Mariyati diberikan uang Rp. 20.000 saat bersilaturrahmi kerumah saudaranya. Setiba dirumah kontrakannya, Mariyati dan suaminya sepakat agar uang itu digunakan sebagai modal membeli beberapa buah durian untuk dijual didepan rumah kontrakannya. Keesokan harinya Mariyati dan suaminya membeli lagi durian dari laba dangangannya yang telah laku terjual, dan aktifitas ini terus mereka lakukan saban hari setiap musim durian tiba.
Namun pada tahun 2009 Mariyati harus kembali menumpang lagi dirumah orang tuanya dikarenakan tidak mampu lagi membayar sewa rumah kontrakan akibat hempitan ekonomi. Akan tetapi usaha dagangannya yang dijalani selama lebih kurang 5 tahun ini tetap ia jalankan bersama sang suami sebagai satu satunya sumber pendapatan dan penghasilan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.
Alhamdulillah pada tahun 2013 Mariyati mendapatkan bantuan sosial PKH dari Kementerian Sosial RI, Mariyati sangat bersyukur atas bantuan PKH yang ia terima. Bentuk syukur itu ia lakukan dengan selalu menghadiri setiap Pertemuan Kelompok Bulanan, menghadiri kegiatan Posyandu dan mengingatkan anak-anaknya untuk rajin ke sekolah. Terlebih dengan adanya bantuan PKH Mariyati dan suaminya tidak repot lagi memikirkan biaya perlengkapan sekolah 4 orang anaknya sehingga biaya perlengkapan sekolah selama ini mereka keluarkan bisa dijadikan modal tambahan untuk usahanya.
Setelah mendapatkan bansos PKH, Mariyati dan suaminya sudah mulai menjual beberapa jenis buah-buahan lain didepan rumah orang tuanya, bahkan suaminya kini mengembangkan usaha dengan membawa bahan dagangan dengan sepeda motor ke hari pekan mingguan dibeberapa tempat dalam Kecamatan Darul Makmur.
Pertengahan 2014, terdengarlah kabar bahwa tetangga Mariyati hendak menjual rumah panggung yang berbahan papan ukuran 5×15 M dipinggiran jalan nasional dengan harga Rp. 65.000.000.- Mariyati dan suaminya sangat berkeinginan memiliki rumah tersebut tetapi apalah daya beliau dan suaminya hanya memiliki uang beberapa juta yang ditabung dari sisa-sisa jualan sehari-hari.
Namun Mariyati tak mau putus asa, bersama suaminya mencari cara agar rumah itu bisa mereka miliki. Ibarat pepatah mengatakan “Dimana Ada Kemauan Disitu Ada Jalan”, dan benar saja Mariyati dan suaminya bisa memiliki rumah sederhana itu setelah pemilik rumah bersedia menyerahkan terlebih dahulu sertifikat rumah kepada mariyati, dan baru menerima uang setelah Mariyati menggunakan sertifikat rumah itu sebagai anggunan kredit pada Bank BRI.
Berbekal niat yang kuat, usaha yang gigih dan doa setiap saat Mariyati sudah dapat melunasi kreditnya di BRI akhir tahun 2019 lalu. Walaupun rumahnya kini tidak sebagus rumah lain, hanya terbuat dari papan tua lapuk dan bahkan lantai dari papan khawatir patah saat kita bejalan. Tapi bagi Mariyati rumah itu adalah istana megah untuk ditempati bersama suami dan 4 orang anaknya yang dibeli dari modal usaha awalnya sebesar Rp. 20.000.
Sampai tulisan ini dibuat Mariyati masih menjual buah-buahan seperti jeruk, salak, bengkuang, duku, rambutan dan beberapa jenis keripik serta air mineral dikios sederhana depan rumahnya di Jln. Nasional Lintas Meulaboh – Tapak Tuan Gampong Lamie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Aceh. []