Barometernews.id | Pasaman Barat, – Ratusan warga Giri Maju Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Dui Kabupaten Pasaman Barat Sumbar, melaksanakan ibadah Shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1441 H yang dipusatkan di Masjid Nurul Ikhwan, Jumat pagi (31/07).
Warga melaksanakan ibadah dengan khusyuk yang dipimpin oleh imam, Saidina Umar, salah seorang Ulama setempat dan dimulai sekitar pukul 08.00. Wib
Pihak panitia menyebutkan bahwa Masjid Nurul Ikhwan mengumpulkan hewan Qurban total tiga ekor sapi dan dua ekor Kambing yang akan disembelih setelah Sholat Idul Adha.
Pelaksanaan Idul Adha kali ini memang berbeda dengan pelaksanaan Idul Adha sebelumnya, sebab bersamaan dengan New Normal Covid 19.
Namun, hal tersebut tidak menjadi permasalahan bagi umat Islam dan tidak menghilangkan esensi Hari Raya Idul Adha tahun ini. Berikut isi Kotbah Idul Adha pagi tadi :
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
” Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah menganugerahkan banyak nikmat yang tak berbilang bagi seluruh hamba-Nya. Lebih-lebih nikmat iman bagi segenap kaum muslimin. Salawat dan salam tercurah untuk Nabi Muhammad, Rasul pembawa risalah Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Keselamatan semoga dilimpahkan pula bagi para sahabat, keluarga, dan umat muslim sampai akhir zaman.
Pagi hari ini segenap kaum muslimin di seluruh tanah air dan sejumlah negeri menunaikan shalat ‘Idul Adha 10 Dzuhlizah 1441 Hijriyah. Segenap kaum muslimin mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih sebagai wujud penghambaan diri kepada Dzat Rabbil-‘Izzati. Semua bersimpuh diri menunaikan sunnah Nabi untuk meraih ridha dan karunia Ilahi.
Demikian pembukaan yang disampaikan Khotib ibadah Shalat Id, Ustad Saidina Umar, mengawali khutbanya.
Ia menyatakan bahwa berkurban di Hari Raya Idul Adha bagi umat yang mampu diharapkan mengangkat kesempurnaan sosial umat Muslim.
Dikatakannya, meskipun Idul Adha tahun ini diselenggarakan dalam suasana pandemi Covid-19. Pandemi ini telah menjadi musibah di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Lebih dari tujuh juta terinfeksi positif dan lebih dari 400 ribu jiwa meninggal di seluruh negara. Di negeri kita juga telah banyak yang terkena positif dan meninggal dunia. Jika kita tidak disiplin dan menjaga diri, serta karena belum sitemukan vaksinnya, virus korona masih merupakan ancaman bagi keselamatan manusia. Karenanya kita harus tetap waspada dan seksama sebagai bagian dari ikhtiar, sekaligus sabar dan tawakal kepada Allah.
Musibah itu bagi kita orang beriman tidak lepas dari kekuasaan Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS At-Taghabun: 11).
Karenanya janganlah kita mengeluh, marah, putus asa, dan kehilangan optimisme dalam menghadapi musibah ini. Jangan pula menyepelekan dan menganggap ringan musibah ini, karena amenyangkut jiwa manusia. Menyelamatkan satu jiwa itu sangatlah berharga, sama dengan menyelamatkan seluruh jiwa umat manusia (QS Al-Maidah: 32). Jadikan musibah ini sebagai ujian agar kita tetap sabar dan sungguh-sungguh dalam mencari jalan keluar dengan tetap berserah diri kepada Allah Yang Maha Rahman Rahim dengan keikhlasan yang tinggi.
“Kurban adalah sesuatu yang dianjurkan di dalam Islam. Siapa saja yang sanggup akan bahagia,” Katanya
Sebaliknya, bagi umat Muslim yang hanya mementingkan diri pribadi dan tidak mau berkurban, tidak mencerminkan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
“Kalau orang yang hanya mementingkan martabat pribadi tetapi tidak mau berkurban maka orang itu bukan saja sulit di masyarakat,tetapi juga kelak akan menyesal,” Katanya.
Kaum Musilim Rahimakumullah
“Idul Adha sering disebut ‘Idul Qurban, artinya Hari Raya Penyembelihan. Kata kurban (qurban) berasal dari bahasa Arab artinya sesuatu yang dekat atau mendekatkan, yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah yang memerintahkan ibadah ini. Qurban sering disebut udhhiyah atau dhahiyyah artinya hewan sembelihan, fisiknya hewan yang disembelih, tetapi hakikatnya ialah pengorbanan dan pengabdian diri sepenuh hati kepada Ilahi Rabbi.
Ibadah qurban secara khusus dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shaaffaat: 102-107).
Secara fisik ibadah qurban ialah berkorban materi atau seekor hewan. Lebih dari itu secara ruhani berqurban hakikatnya melawan hawa nafsu menuju tangga taqwa. Allah berfirman dalam Al-Quran:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.“ (QS Al-Hajj : 37).
Orang yang bertaqwa ialah muslim yang taat menjalankan perintah-perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, serta menjalankan amal kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, melalui Idul Adha dan Ibadah Qurban hendaknya setiap insan muslim semakin bertaqwa baik dalam hubungan dengan Allah (habluminallah) maupun hubungan dengan sesama (habluminannas) yang membuahkan segala kebaikan hidup di dunia menuju kebahagiaan hakiki di akhirat kelak. Wujudkan segala sifat taqwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan relasi kemanusiaan universal yang berbuah rahmat bagi semesta alam.
Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar usai ‘Idul Adha kita kaum muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu insan beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah.
Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan ihsan yang bermuara taqwa guna meraih kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na’im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. [Zoelnasti]