Lebih dari Segelintir Rakyat Jauh dari Hidup Layak

Foto Dokumentasi

Bagian I

Oleh: Zoelnasti

Bacaan Lainnya

Berdasarkan penelusuran Barometernews.id khususnya di daerah Kabupaten Pasaman Barat Sumbar, ternyata di Era 76 Tahun Indonesia Merdeka saat ini masih ada juga Rakyat yang hidupnya jauh dari kehidupan layak, mungkin jika ditelusuri lebih jauh lagi di hampir semua daerah di Nusantara ini bisa dibilang bukan hanya segelintir, tapi lebih dari segelintir.

Foto Dokumentasi

Melihat fenomena ini Kamis siang (16/09) Barometernews.id berkesempatan berkunjung ke Sekretariat Komunitas Pergerakan Peduli Kemanusiaan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat yang beralamat di Kompleks Latifah Jalur 32 Simpang Empat.

Berdasarkan fakta yang diperoleh Barometernews.id ini dari komunitas Pergerakan Peduli Kemanusiaan yang keberadaannya sudah hampir 7 tahun di Pasbar ini, ternyata komunitas ini sudah menyalurkan bantuan kepada hampir ribuan warga yang membutuhkan dalam segala bidang.

Kehadiran wartawan Barometernews.id disambut oleh Ketua, Decky H.Sahputra dan Bendahara, Mon Eferi serta beberapa relawan Mata Rakyat Pasaman Barat Peduli/Kolaboraksi Peduli Pasaman Barat (MRPB P/KPPB) dengan ramah penuh kekeluargaan.

Dalam perbincangan hangat,melalui silaturahmi yang penuh keakraban siang itu, Decky dan Mon Eferi banyak bercerita bukan hanya tentang kondisi kehidupan masyarakat sejak era pandemi Covid -19 saat ini saja, tapi lebih banyak menyampaikan beberapa kegiatan seputar komunitas mereka yang telah berdiri hampir 7 tahun, terutama sejauh mana kesan dan tanggapan masyarakat yang awalnya rada sinis, namun berkat keuletan dan kesabaran, terutama keikhlasan dari para relawan yang tanpa pamrih terus bergerak untuk menyalurkan bantuan infaq dari para donatur dan dermawan, akhirnya dana maupun bantuan infaq dari para dermawan sebagai donatur di komunitas yang mereka kelola dapat diteruskan bukan saja kepada masyarakat yang berhak, tetapi juga disalurkan kepada lembaga atau yayasan sosial seperti Panti yang membutuhkan, baik berupa penyaluran bantuan pendidikan, kesehatan dan bantuan bencana, hingga apa yang disalurkan tersebut manfaatnya semakin dirasakan oleh mereka yang berhak menerima, bahkan MRPB P/KPPB juga ikut aktif menyalurkan beberapa bantuan kemanusiaan sampai ke Lombok, Jawa dan Sulawesi termasuk ke luar negeri seperti Rohingya dan Palestina.

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Pengurus Komunitas Peduli Kemanusiaan (MRPB P/KPPB), Kabupaten Pasaman Barat, Decky H. Sahputra yang di dampingi Mon Eferi kepada media ini Kamis siang itu, mereka menyampaikan keadaan sebenarnya yang ada di sekitar mereka, menurut mereka ternyata saat ini masih banyak masyarakat yang butuh uluran tangan dan bantuan baik dari lembaga sosial yang bergerak dalam bidang peduli kemanusiaan, termasuk juga ada nya harapan bantuan dari Pemerintah.

Decky yang didampingi Mon Eferi, siang itu memilih lebih fokus menyampaikan kondisi yang ada disekitar mereka, khususnya penyaluran bantuan kepada ribuan warga dhuafa yang berhak menerima.

Disebutkan Decky, seperti biasa karena mereka sebagai penggerak komunitas Kemanusiaan yang sudah dikenal di Pasbar, maka selalu saja ada masyarakat atau relawan datang memberi informasi dan melaporkan kondisi warga yang butuh ukuran tangan dari Mata Rakyat Pasaman Barat Peduli (MRPB P)/Kolaboraksi Kemanusiaan Pasaman Barat (KKPB), bahkan kini pihaknya telah mendapat kepercayaan dari salah seorang Donatur/ Dermawan berupa bantuan ambulance gratis untuk dioperasikan dan digunakan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan ambulance.

Dikatakan Decky, di awal Desember 2019 dua tahun yang lalu  saat itu pihaknya mendapat Informasi mengenai kondisi seorang warga di Ophir.

Menurut Decky, keluarga ini bukan saja kesulitan untuk biaya pendidikan dan kesehatan, tapi untuk biaya makan sehari-hari sajapun sudah payah, karena lapangan pekerjaan susah didapat, ditambah lagi ekonomi yang semakin tak menentu dan menghimpit.

Berdasarkan informasi dari relawan tersebut, dan sesuai pula dengan komitmen di komunitas peduli yang mereka kelola, bahwa sejak berdirinya komunitas ini memang hanya bertujuan untuk Peduli kemanusiaan di mana dan kapan saja, maka begitu menerima informasi tentang ada warga yang butuh perhatian dari MRPB P/KKPB saat itu juga (Desember 2019) Tim Relawan mengunjungi warga yang membutuhkan uluran tangan dari MRPB P/KKPB tersebut.

Saat mereka bersama tim MRPB P/KKPB sampai di kediaman warga kurang mampu asal Kejorongan Ophir Blok F No. 121 RT. 01 Tengah, Nagari Koto Baru, Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat tersebut, memang benar, ternyata keluarga itu sedang kesulitan, bukan saja untuk biaya kehidupan mereka sehari-hari, tapi keluarga itu mengalami kesulitan untuk membiayai pengobatan cucu semata wayang yang bernama Nofisya Adiva Wulandari yang masih balita atau masih berumur sekitar 10 bulan, di mana sejak sebulan dari kelahirannya, Nofisya sudah harus menanggung penderitaan yakni mengalami pendarahan di otak.

Dikatakan Decky, berdasarkan pemaparan dari kakek Nofisya, sebelumnya Nofisya sudah di rawat dan dilakukan operasi namun hingga saat itu (Desember 2019) masih harus terus melakukan perawatan rutin, akhirnya MRPB P/KKPB menganjurkan agar pengobatan dibantu dengan Terapi, termasuk disarankan agar memakan obat-obatan herbal.

Dalam situasi ekonomi sekarang ini tentu hal ini sangat sulit bagi keluarga tersebut, belum lagi anak bungsunya yang bernama Bintang Aprilia Pujakesuma, (9) menderita asma akut dan saat itu sedang menjalani perawatan di RSUD Pasaman Barat. Sedangkan ia hanya bekerja semrawutan (tidak tetap) yang berpenghasilan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Akhirnya sejak saat itu hingga hari ini MRPB P/KKPB rutin menyalurkan infaq dan sedekah dari para donatur kepada keluarga tersebut, di samping juga tetap memberikan bantuan infaq kepada warga dhuafa lain yang membutuhkan.

Seperti yang dipaparkan Decky bersama Mon Eferi kepada Barometernews.id, bantuan awal yang mereka berikan saat itu yakni dengan melakukan pelunasan pembayaran tunggakan iuran BPJS keluarga tersebut, pembayaran tunggakan  yang mereka lakukan bukan berarti kedepannya keluarga ini mampu membayar angsuran BPJS mandiri setiap bulan, akan tetapi karena kondisi pada saat itu yang membutuhkan perawatan baik di rumah sakit, maupun di klinik terapi, belum lagi memenuhi kebutuhan obat herbal yang secara rutin juga harus diberikan kepada cucunya, Nofisya.

Adapun biaya BPJS nya saat itu seperti biasa berasal dari sumbangan para donatur dan infaq dermawan yang memang telah terhimpun di kas Kolaboraksi.

“Hal ini selalu kita laksanakan, apa lagi melihat kondisi cucunya memang harus ditangani dengan cepat dan tentu membutuhkan biaya yang cukup besar, maka pada saat itu, salah satu alternatif tercepat dalam penanganan masalah kesehatan keluarga ini adalah pelunasan BPJS mandiri,” Terang Decky.

Decky H. Sahputra yang didampingi Mon Eferi menambahkan, kakek Nofisya Adiva Wulandari ini sebelumnya bekerja semrawutan (tidak tetap) yang selama ini setia dan gigih berjuang untuk kesembuhan cucu semata wayangnya, di samping juga harus mencari nafkah untuk 7 jiwa dalam keluarganya, serta membiayai anaknya yang saat itu juga sedang di rawat di Rumah sakit.

Dan kebetulan diakhir September 2020 setahun lalu, saat ia mendapat tawaran pekerjaan di sebuah peternakan ayam di Payakumbuh, meskipun lokasinya jauh dari Pasaman Barat, ia pun menerima pekerjaan itu walau dengan gaji Rp 1 juta per bulan, plus bonus dari penjualan kotoran ayam, walau semua itu belum mampu memenuhi kebutuhan mereka, tapi dalam situasi kesulitan hidup yang sedang menghimpit, terpaksa iapun rela berpisah sementara dengan keluarganya, sebab dua minggu sekali ia baru mendapat izin pulang ke Pasbar untuk bertemu dengan keluarganya.

Dikatakannya, sejak kunjungan pertama di bulan Desember 2019 yang lalu itulah secara rutin MRPB P/KKPB membantu menyalurkan bantuan biaya, khususnya untuk biaya Terapi dan membeli obat-obat Herbal Nofisya Adiva Wulandari yang telah mengalami pendarahan otak sejak bayi, hingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya terhambat.

Mon Eferi menambahkan, setahun kemudian seperti biasa malam itu Ahad (04/04/2021) MRPB Peduli / KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat – KKPB kembali menyerahkan bantuan biaya terapi dan pembelian obat tetes penguat saraf untuk Nofisya yang telah berusia 2 tahun 2 bulan.

Kebetulan saat penyerahan bantuan tersebut, Kakek Nofisya, yang sudah hampir 7 bulan bekerja di peternakan ayam di Payakumbuh sedang mendapat izin pulang untuk menjenguk keluarganya, hingga malam itu kembali ia bisa ikut menemani mendampingi putri dan cucunya di rumah.

“Sejak lahir, cucu saya ini tidak bisa bergerak,  bahkan tidak dapat merespon kejadian di sekitarnya, bagaikan boneka saja layaknya, namun Alhamdulillah setelah dilakukan terapi dan diberikan obat tetes itu, Nofisya yang sekarang sudah berusia 2 tahun 2 bulan, memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan. Sudah bisa menggerakkan kakinya, kadang sudah bisa telungkup. Namun tangannya belum cukup kuat untuk mengangkat badannya. Semoga Allah SWT memberikan keajaiban untuk Nofisya” doa Kakek Nofisya…   []

Pos terkait