Manajemen Hati : Sabar

Foto Dokumentasi

Oleh: DR. Basuki Ranto

Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Bacaan Lainnya

Dalam setiap kehidupan manusia pasti pernah mengalami cobaan, ujian dan musibah. Namun, sebagai umat Islam harus yakin bahwa dibalik cobaan yang Allah SWT hadirkan itu pasti ada hikmahnya dengan syarat kita hadapi dengan kesabaran.

SABAR  merupakan kemampuan seseorang menahan  diri dari emosi, keinginan, dan bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar sebagai sikap bernilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa.

Makin tinggi kesabaran seseorang, makin kokoh juga orang tersebut menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan dan karenanya ia meraih karunia dan keberuntungan dari Allah.

Hakikat Sabar Adalah Menerima Segala Sesuatu dengan Lapang Dada

Menurut sudut pandang agama Islam, kesabaran meliputi ketekunan, ketabahan hati, menahan nafsu, mengendalikan diri. “Dan ini merupakan salah satu ciri ketakwaan kepada Allah SWT,” Katanya.

Sebagaimana diisyaratkan Allah SWT dalam Alquran surat Asy Syura ayat 43 yang artinya, “Akan tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan,” Katanya.

Sabar adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri untuk menahan emosi, keinginannya, serta tidak mengeluh,” Kata Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, melalui pesan hikmahnya, Rabu (22/4).

Manajemen Hati

Manajemen hati berkaitan dengan dua hal utama, yaitu berkaitan dengan kepemimpinan dan cara menjalankan proses-proses manajemen di individu maupun organisasi. Dalam hal kepemimpinan, manajemen hati menitik beratkan pada penumbuhan kesadaran, komitmen dan kompetensi sehingga orang-orang yang ada di dalam organisasi bukan bekerja berdasarkan pada perintah, regulasi, bonus, atau jenis-jenis kompensasi material yang lain, tetapi lebih mendasarkan pada hal-hal spiritualis yang mendorongnya dari dalam diri. Sedangkan dalam cara menjalankan proses-proses manajemen dilakukan tidak cukup hanya dengan fungsi-fungsi manajemen, tetapi juga dengan penumbuhan dan pembudayaan nilai-nilai baik dalam menjalankan proses manajemen.

Penumbuhan kesadaran merupakan hal utama yang dilakukan oleh pemimpin yang mengimplementasikan manajemen dengan hati dalam proses kepemimpinannya. Penumbuhan kesadaran tersebut utamanya dilakukan untuk memahamkan kepada orang-orang di dalam organisasi tentang betapa pentingnya mereka dalam kehidupan organisasi.  Sehingga keberadaan, produktifitas, gagasan, dan karya-karya mereka sangat diperlukan dalam kehidupan organisasi. Pemimpin tidak hanya menggerakkan orang untuk mendapatkan imbalan-imbalan seperti gaji, bonus, karir, atau tunjangan-tunjangan lain, tetapi juga mengajarkan kepada mereka tentang kekuatan hati yang meliputi, feeling, intuisi, perasaan, dan juga nilai-nilai luhur.

Nilai-nilai luhur merupakan nilai-nilai yang disarikan dari agama dan kemudian diinternalisasikan kepada semua orang di organisasi untuk menjadi suatu keyakinan. Terinternalisasinya nilai-nilai tersebut kemudian menjadi suatu keyakinan kemudian disebut masuk ke dalam hati, bukan kedalam pikiran, karena keyakinan tidak pernah berbicara tentang logika. Seseorang yang yakin akan kebenaran sesuatu mungkin tidak mampu menggambarkannya secara logis, tetapi menggunakannya dalam keseharian untuk memandu pikiran dan perilakunya. Jadi posisi hati yang berkaitan dengan keyakinan selalu lebih tinggi dari pikiran yang berkaitan dengan logika. Nilai-nilai luhur seringkali tidak cukup hanya berbicara tentang benar salah saja atau kalau dalam manajemen berbicara tentang efektif tidak efektif, efisien tidak efisien, tetapi juga memberikan pertimbangan tentang baik buruk, pantas tidak pantas, atau patut tidak patut.

Mungkin saja secara logika seorang pemimpin yang menjalankan manajemen hati mengambil keputusan yang tidak efisien, tetapi nilai-nilai yang diyakininya menuntunnya untuk tetap mengambil keputusan itu, karena berkaitan dengan kemanusiaan misalnya. Pertimbangan ini tentu bukan pertimbangan logika, tetapi pertimbangan hati yang menuntunnya pada asas kepatutan. Mungkin saja di sebuah pabrik tidak ada hubungan sama sekali antara kegiatan produksi pabrik dengan kegiatan dzikir bersama disetiap hari senin pagi sampai jam 10 pagi.

Tiga jam kerja setiap minggu digunakan untuk kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan produksi, ditambah dengan sekian sumber daya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan dzikir tersebut. Tentu secara perhitungan logika matematik akan terdapat banyak kerugian dari kegiatan itu, tetapi pemimpin perusahaan tetap melaksanakan kegiatan itu untuk meningkatkan produktifitas para pegawainya. Pemimpin tidak melihatnya dari perhitungan logika matematik, tetapi melihatnya dari perhitungan hati melalui nilai-nilai yang diyakininya. Kenyataannya perusahaan itu tetap tumbuh dan tidak pernah terkurangi kapitalnya dengan melaksanakan kegiatan dzikir yang secara logika tidak ada kaitannya dengan produktifitas pabrik.

Manajemen hati berproses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian sampai kepada umpan balik yang diperoleh dari hasil pengendalian hati. Perencanaan terkait kepada beberapa rencana aktifitas hati yang akan berlangsung dalam kurun waktu dan pihak-pihak lain yang dilibatkan. Sementara pelaksanaan manajemen hati tergerak dengan berbagai kondisi lingkungan yang akan mewujudkan sebuah tindakan, dan agar  hasil dari gerakan tersebut mampu mewujudkan ketenangan dan ketentraman hati perlu dilakukan pengendalian hati agar tidak muncul egoisme yang akan mendorong sikap emosi tanpa kendali yang justru tidak menciptakan ketenangan jiwa dan karenanya sabar menjadi sesuatu yang mampu mengendalikan hati melalui manajemen hati. Hasil yang diharapkan adalah muncul ketenangan, keteduhan dan persatuan.

Mengelola Hati dengan Sabar

Dengan kesabaran, kita tidak akan merasa berat dalam menjalankan perintah Allah. Motivasi kita melakukan ibadah juga bukan karena dorongan nafsu atau kepentingan sesaat. Dengan kesabaran pula kita akan mudah menjauhi segala hal yang dilarang Allah. Godaan atau rayuan hawa nafsu tak akan sanggup memalingkan kita pada kenikmatan semu.

Selain dapat membuka mata hati untuk bersikap tulus dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sabar juga akan menolong kita saat cobaan hidup menghadang langkah kaki kita. Dengan kesabaran, kita tidak akan takut bahkan dengan cobaan terburuk sekalipun. Dengan kesabaran pula, kita tidak akan kehilangan arah dalam menyikapi cobaan tersebut.

Orang yang terbiasa bersabar akan memiliki ketenangan batin. Dengan ketenangan batin itu, ia mudah berpikir jernih, bertutur santun, dan bersikap arif dalam menjalani hidup, sehingga berbagai impian dan cita-cita yang diinginkan dapat dengan mudah diraih.

Melalui kesabaran akan mengajak kita untuk menyelam di kedalaman samudera sabar. Makna dan hakikat sabar sebagaimana diuraikan sebelumnya merupakan sesuatu yang dahsyat dalam mengelola hati. Setiap langkah sikap dan tindakan yang dilakukan dengan kesabaran  akan membuka mata kita betapa tak ada yang mustahil untuk diraih jika kita membekali diri dengan kesabaran dalam menjalani hidup. Hikmah sabar yang nyaris tak bertepi akan membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.

Menjadi seseorang yang sabar memang tidak mudah. Walaupun tidak mudah tetapi sabar bisa dibilang merupakan salah satu elemen penting dalam hidup manusia, sebagai penopang dalam mengelola hati agar tenang, tawadhu dan selalu bahagia. Dengan menjadi orang yang sabar, kita bisa menjalin hubungan dengan lebih baik lagi dengan keluarga, teman, sahabat dan juga partner kerja.

Kesabaran semakin kokoh ketika dihadapkan kepada ujian yang silih berganti dari satu masalah ke masalah lain, namun kita mampu menghadapinya tanpa mengeluh dan menyalahkan orang lain. Ketika dihadapkan kepada ujian wabah pandemi Covid-19  dan harus mulai merubah aktivitas kita, karena harus harus berhadapan dengan berbagai masalah kehidupan mulai perilaku hidup yang tidak biasa dilakukan selama ini dan harus merubah dengan perilaku yang berbasis pada protokol kesehatan, kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber pendapatan, keluarga terkena wabah, terbatasnya interaksi dan sederet masalah yang terakumulasai sehingga diperlukan ekstra sabar untuk menghadapi hidup, sehingga tidak menjadi bingung, cemas, stress dan bahkan putus asa. Disitulah Sabar memiliki peran kunci dalam mengelola hati agar tetap tabah dan tenang menghadapi kenyataan hidup yang dihadapi dengan sikap kesabaran. Bukankah Allah Ta’ala sudah menjanjikan bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan dan Allah sangat mencintai orang-orang  yang sabar.

Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, ”wong sing sabar iku subur lan wong sing sabar lan narimo iku duwur wekasane lan luhur kawibawane” yang maknanya kurang lebih “orang sabar itu subur (kaya hatinya) dan sabar menerima keadaan itu memiliki nilai yang tinggi dan menciptakan kewibawaan”. Sabar merupakan pitutur luhur bagi para pinisepuh dalam memberikan nasihat dan piwulang kepada masyarakat jawa yang senantiasa dijadikan landasan dalam berperilaku dan berbuat.

Cara Melatih Sabar

Sesungguhnya Sabar itu bisa dilatih, Jikalau selama ada seseorang yang berperilaku tidak sabaran dan ingin mengubah dirimu menjadi lebih baik lagi, maka belajarlah untuk menjadi lebih bersabar. Setidaknya ada 6 cara melatih kesabaran agar tidak mudah baperan dan menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi setiap ujian hidup yaitu:

  1. Jadilah Orang yang Proaktif, Bukan Reaktif

Yang berarti merespon segala sesuatu dengan cepat dan bukan sebaliknya reaktif tidak bergerak cepat melihat situasi yang memerlukan berbagai pertimbangan, sehinga lamban kesannya dan sikap menunda-nunda.

  1. Bedakan Hal yang Penting dan tidak Penting.

Dalam hidup, ada banyak hal yang mengajarkan kita untuk tetap sabar, tapi ada juga yang mengijinkan kita untuk tidak boleh sabar dan justru harus marah dan bereaksi tegas. Misalnya saat ada orang yang menyakiti pasangan kita, padahal pasangan kita tidak melakukan kesalahan apapun.

Nah disini penting sekali buat kamu bisa membedakan hal yang penting dan tidak penting untuk marah dan baper. Misalnya saat di sosial media ada yang menghina idolamu dengan bahasa kasar, maka kamu nggak perlu bereaksi berlebihan. Sebaliknya, kamu hanya perlu bersabar dan mengingatkan orang tersebut untuk menggunakan bahasa yang lebih sopan.

  1. Belajar dari Mereka yang Selalu Sabar

Belajar dari mereka yang selalu sabar ini ampuh banget lho. Kenapa? Karena kita selalu punya kecenderungan untuk mencontek orang lain, termasuk soal perilaku. Carilah seseorang yang hidupnya dapat menjadi panutanmu dalam hal bersabar.

  1. Saat Emosimu Mulai Naik, Tarik Nafas Dalam – Dalam dan Hembuskan

Belajar menahan amarah memang tidak mudah. Saat kamu sudah berusaha sabar dan masih belum maksimal, cobalah untuk diam sejenak, tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan. Ulangi lagi beberapa kali sampai kamu merasa lebih tenang.

  1. Menjadi Religius itu Menenangkan

Faktanya, agama adalah salah satu sarana ampuh untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih sabar lagi. Jika selama ini kamu merasa sangat jauh dari Tuhan, maka cobalah untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap sang Pencipta. Dengan lebih mendekat, kamu akan merasa lebih tenang dalam bertindak, sikap tidak sabaranmu akan berkurang dengan sendirinya.

  1. Sabar Memang Ada Batasnya, Tapi Kamu Pasti Bisa Lebih Bersabar Lagi

Kamu pasti nggak asing dengan istilah itu. Memang nggak salah sih, justru betul banget. Sabar memang ada batasnya dan ujiannya juga nggak main-main. Meskipun untuk menjadi benar- benar sabar perlu latihan dan kerja keras yang nggak cepet, kamu pasti bisa melakukannya. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Selama kita ingin berubah, selalu ada jalan untuk memperbaiki diri.

Sabarlah dalam kondisi apapun dikarenakan dalam kondisi apapun kamu tidak akan sendirian. Tanda Orang Sabar dilihat dari Cara Memperlakukan Orang Lain : 1. Lebih suka mengalah. Orang yang sabar tidak suka memaksakan kehendaknya pada  orang lain, malah sebaliknya mereka akan lebih sering mengalah, 2. Mudah memaafkan, 3. Tidak menyimpan dendam, 4. Berpikir sebelum bertindak, 5. Tidak egois.

Kesimpulan

Dengan memperhatikan beberapa uraian diatas, jelas bahwa sabar adalah suatu sifat bagi jiwa yang dapat mencegah, yang mana di satu sisi kesabaran mengurung nafsu dan dorongan setan lalu mengarahkan manusia untuk berjalan di jalan yang benar, dan juga mencegah diri manusia agar tak lari dari tanggung jawab terhadap akal dan agamanya lalu mendorongnya untuk mengerjakan amal perbuatan yang diwajibkan Ilahi meski seperti apapun susahnya. Jika kekuatan tersebut dimiliki oleh seseorang dan dengan mudah digunakan olehnya, orang tersebut dikatakan sebagai orang yang penyabar.

Sabar mendorong diri untuk melakukan amal perbuatan yang dituntut oleh akal dan syariat dan mencegah diri dari melakukan amal perbuatan yang dilarang akal serta syariat.

Sabar bisa digunakan untuk mengolola hati yakni bisa mewujudkan ketenangan  diri dan jiwa saat tertimpa kesulitan dan musibah, kekuatan dan ketegaran dalam menghadapinya, tetap merasa bahagia sebagaimana sebelum kejadian pahit tersebut terjadi, menjaga lidah dari mengeluh dan anggota tubuh lainnya dari melakukan perbuatan yang tidak patut.

Sabar adalah kekuatan motivasi religius di hadapan dorongan-dorongan nafsu  dan mampu digunakan untuk mengelola hati agar tidak emosi, rendah hati, santun dan menata diri.

Dengan kata lain, sabar adalah suatu daya yang membuat manusia tetap teguh dalam menjalankan tugas-tugas agamanya meskipun hawa nafsu dan godaan setan terus mendorong serta menyelewengkannya. Diri manusia dalam keadan tersebut bagaikan medan tempur antara pasukan akal dan kebodohan.

Sabar mampu membentuk ketenangan, jiwa yang tenang, ketentraman, keteduhan, yang pada akhirnya akan muncul kegembiraan, kebahagiaan  dan serta sekaligus hati dapat terkendali dan dijauhkan dari emosi kemarahan.

Sabar dalam menghadapi masalah, musibah dan seterusnya adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang sangat ditekankan dalam al-Quran dan riwayat. Karena itu dalam Al-Quran disebutkan bahwa orang-orang yang sabar adalah kecintaan Tuhan.

Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran [3]: 146)

Semoga Allah  ridha menganugerahkan  kepada kita semua:  keselamatan, rahmat, kesehatan dan kebahagiaan, umur panjabng penuh berkah, rezeki halal, serta kemudahan mengarungi kehidupan. Aamiiiin. [jbm]

Pos terkait