Barometernews.id | Langsa, – Berdasarkan ulasan dari Webinar Prakiraan Musim Hujan Tahun 2020/2021 Propinsi Aceh yang dilaksanakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh, masyarakat diingatkan untuk mewaspadai musim pancaroba atau masa peralihan, Selasa (29/09).
Baik itu masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau musim penghujan ke musim kemarau. Saat ini masuk masa transisi atau masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan, atau sebaliknya yang perlu diwaspadai hujan lebat. Lalu bahaya petir, hujan es, angin kencang dan angin puting beliung.
Kondisi umum khususnya angin sebenarnya kalau kita lihat kecepatan rata-rata harian, kecepatan angin masih dalam kategori rendah atau aman antara 3 sampai 8 km/jam atau kategori angin tidak membahayakan.
Namun di masa transisi seperti saat ini hujan yang terjadi lebih dominan akibat awan cumulonimbus (Cb) dengan ciri khas ketika tumbuh berbentuk seperti bunga kol dengan perkembangannya cepat menjulang tinggi.
Lalu ketika dasar awan berwarna gelap atau hitam pekat sudah matang, di saat-saat seperti itulah biasanya sudah mulai ada suara guntur sesekali, sehingga pertanda ada kemungkinan akan terjadi angin kencang, hujan deras, bisa juga hujan es, bahkan angin puting beliung.
“Peringatan dari BMKG dalam masa transisi ini supaya mewaspadai ketika melihat ciri-ciri seperti itu,” Ungkap Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Langsa Dr. Zulfitri MA.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ir. Sunawardi, M.Si menyampaikan bahwa tren Bencana alam di Aceh terus meningkat setiap tahunnya, yang diperparah dengan aktifitas alih fungsi lahan yang masif.
Selain itu BPBA membutuhkan dukungan alat ukur curah hujan serta informasi curah hujan dari wilayah hulu sungai di seluruh Aceh untuk memudahkan upaya mitigasi bencana banjir di Aceh.
Kemudian, Kepala Tim Perumus Kebijakan Ekonomi Keuangan Bank Indonesia Perwakilan Aceh Teuku Munandar menegaskan bahwa informasi prakiraan cuaca sangat berguna bagi kegiatan perekonomian yang meliputi; mendukung produksi pertanian, meningkatkan produktivitas dan mitigasi keselamatan nelayan.
Selanjutnya, mendukung keselamatan transportasi, mitigasi bencana alam, perencanaan tata kota, erencanaan aktivitas harian, mendukung pariwisata, data perumusan kebijakan, maupun data pendukung analisa program. [DS]