Oleh: Nurfaizah
Siswa Sekolah Sukma Bangsa Pidie, beralamat di Sigli, Kab. Pidie.
Sekarang terorisme sedang menjadi trending topic, baik dalam lingkungan masyarakat maupun di media sosial. Terorisme memiliki berbagai macam pelaku mulai dari individu, kelompok, bahkan sampai mengatasnamakan organisasi. Seperti yang kita ketahui, salah satu organisasi terkenal dan masih aktif melaksanakan aksi teroris adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Terorisme adalah suatu usaha yang dilakukan baik perorangan maupun kelompok untuk mencapai suatu tujuan terutama politik dengan cara kekerasa. Berbicara mengenai terorisme, pasti tidak jauh dengan kata radikalisme, yaitu suatu aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasa, serta harus terwujudkan dalam durasi waktu yang cepat. Selain dapat memicu korban jiwa, hal ini juga dapat meninggalkan bekas yang mendalam bagi korban maupun saksi-saksi mata.
Berikut penyebab seseorang menjadi teroris, antara lain yaitu;
1.Kurangnya pemahaman mengenai terorisme
Kurangnya pemahaman yang kita ketahui mengenai terorisme merupakan salah satu senjata bagi pemimpin-pemimpin teroris untuk memprovokasikan keadaan, sehingga otak kita sangat mudah tercuci dengan perkataan dan tawaran yang ditawarkan, dan timbullah motivasi untuk menjadi bagian dari kelompok radikalisme tersebut.
2.Kebencian yang terpendam
Hal ini merupakan salah satu penyebab seseorang menjadi teroris karena faktor psikologis. Rasa benci dapat muncul karena adanya keterancaman terhadap suatu kelompok atau individu dan merasa tidak diperlakukan secara adil. Sehingga muncullah keinginan untuk bergabung menjadi anggota teroris dengan tujuan untuk membalaskan dendam-dendam yang belum terbayarkan.
3.Termotivasi untuk mendirikan Negara Islam
Pada masa awal kemerdekaan, tokoh-tokoh Indonesia yang kala itu memiliki peran penting dalam memerdekakan bangsa sedang bermusyawarah untuk mendapatkan suatu mufakat mengenai apa ideologi Bangsa Indonesia.
Pada 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mencetuskan dasar-dasar kebangsaan yang diberi nama Pancasila yang mendapat tanggapan serius, sehingga lahirlah Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan dasar negara dan melahirkan Ideologi Pancasila sebagai dasar negara, pada rapat nonformal yang menghadirkan 38 anggota BPUPKI.
Pada pertemuan ini, terjadilah perdebatan antara golongan Islam yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan golongan yang ingin Indonesia menjadi negara sekuler. Setelah mencapai suatu mufakat, dibuatlah sebuah dokumen yang disebut Piagam Jakarta yang di dalamnya tercantum usulan bahwa pemeluk agama Islam wajib menjalankan syariat Islam.
Menurut KBBI, terorisme adalah suatu tindakan kekerasan yang dilakukan untuk menimbulkan suasana yang tercekam dalam usaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan dan terjadi dalam durasi waktu yang cepat.
Adapun sebab-sebab munculnya terorisme yaitu faktor kesenjangan ekonomi dan psikologis. Dengan adanya kesenjangan ekonomi masyarakat dapat dikelabui dengan harta, baik berupa uang dan lain-lain yang dapat mempermudah para teroris untuk menghasut masyarakat dan menawarkan segala sesuatu yang dapat meminimalisirkan kesenjangan ekonomi. Bantuan yang dimaksud bukan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kita, melainkan bantuan yang mengharap balas jasa.
Faktor psikologis juga memiliki peran yang sangat penting dalam munculnya terorisme karena apabila seseorang berada dalam fase yang tertekan, orang tersebut tidak dapat berpikir dengan pikiran yang cemerlang, sehingga membuat orang tersebut gegabah dalam mengambil sebuah keputusan tanpa memikirkan dampak positif dan negatif apa yang akan diterima.
Hal ini juga tidak disia-siakan oleh anggota-anggota yang terlibat dalam organisasi tersebut karena pada saat seseorang sedang ada gangguan pada psikologisnya, hal ini merupakan momen yang sangat brilian untuk dapat menghasut orang yang menjadi target dalam organisasi tersebut.
Di Indonesia telah terjadi banyak sekali aksi-aksi teror seperti yang terjadi pada dua pekan terakhir di Polresta Medan, Sumatera Utara. Dalam insiden ini menimbulkan satu korban jiwa yang diduga sebagai pelaku dan enam orang luka-luka diantaranya empat anggota polisi, satu pekerja harian lapas, dan satu warga sipil.
Pelaku dinyatakan meninggal dunia dalam kondisi tubuh yang hancur akibat ledakan bom bunuh diri tersebut. Sedangkan korban-korban yang mengalami luka-luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara di Kota Medan. Untuk mencegah mewabahnya aksi radikal di Indonesia perlunya kerja sama yang baik antara aparat penegak keamanan dan masyarakat sekitar.
Dampak positif dari Terorisme
Berbagai pengaruh positif dari timbulnya masalah terorisme di negara ini memanglah sedikit. Namun kita juga harus mengetahui bahwa pada hakikatnya, setiap masalah yang muncul pasti ada hikmahnya tersendiri. Dengan adanya aksi-aksi teror keamanan negara juga mulai ditingkatkan oleh aparat keamanan negara seperti militer dan polisi, sehingga dapat menjanjikan sedikit rasa aman bagi masyarakat Indonesia yang risau akan aksi-aksi terorisme. Dengan adanya keberhasilan POLRI dalam menangkap dan membunuh beberapa teroris dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa kemampuan dan keterampilan polisi mengalami peningkatan yang cukup baik di tengah menurunnya citra polisi di mata masyarakat Indonesia.
Dampak negatif dari Terorisme
Pengaruh negatif yang timbul akibat adanya terorisme di negara ini terbilang sangat banyak, semua pengaruh negatif sangat mengganggu ideologi bangsa ini. Dengan adanya aksi teror yang mengatas namakan suatu agama, hal ini dapat menjadikan citra salah satu agama menjadi buruk di mata umat beragama lainnya sehingga timbullah rasa saling tidak percaya antar umat beragama. Hal tersebut dapat memicu disintegrasi dalam bangsa karena indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman salah satunya adalah agama.
Apabila teroris terus melancarkan aksinya, hal ini dapat membuat citra Indonesia semakin buruk dimata dunia sehingga membuat para wisatawan dari mancanegara mengurungkan niatnya untuk berwisata ke tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Sehingga membuat pendapatan negara dari wisatawan-wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia berkurang. Para teroris pun dapat menggunakan wisatawan asing sebagai senjata untuk melancarkan aksinya.
Dengan banyaknya aksi radikal di tanah air ini dapat memicu rasa nasionalisme di setiap individu menurun karena kebanyakan pelaku bom bunuh diri adalah pemuda-pemudi bangsa. Dengan adanya ajaran-ajaran baru yang menyimpang dari ideologi bangsa, juga dapat membuat para generasi muda kebingungan dalam menentukan jalan hidup mereka, sehingga para remaja lebih memilih segala sesuatu yang instan atau cepat. Berikut solusi agar jaringan terorisme tidak mewabah di tanah air.
Menjauhkan diri dari tindakan radikalisme
Sesungguhnya tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlahir dari gen yang cenderung ke sikap pembenci dan radikal. Perlunya mengetahui dampak-dampak yang akan kita terima jika kita bergabung dalam aksi radikal ini.
Menumbuhkan rasa cinta terhadap keanekaragaman Indonesia
Yang perlu kita ketahui, menumbuhkan rasa cinta terhadap keanekaragaman Indonesia sangatlah berperan untuk mencegah terjadinya terorisme karena sesungguhnya perbedaan itu indah. Sikap toleransi terhadap sesama manusia juga sangat dibutuhkan agar kita dapat menerima segala perbedaan yang kita miliki di Indonesia karena kita hidup di dunia bukan sendiri.
Melakukan pendekatan secara persuasif pada mantan-mantan teroris
Perlunya ada pendekatan yang bersifat kemanusiaan kepada para mantan pelaku agar tidak mengulangi tindakan terorisme atau memberikan penyuluhan kepada para mantan teroris saat dalam proses rehabilitas.
Memperkuat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Agama
Kita tahu bahwa, paham radikal sangat bertentangan dengan Pancasila. Saat ini mata pelajaran PPKN sering dianggap sepele dan membosankan oleh para siswa. Namun sekolah harus menciptakan suasana yang mengasyikkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Apabila sekolah dapat memperkuat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Agama, paham radikal pasti dapat dicegah.
Jadi, jangan sekali-kali mendekati diri dengan terorisme karena tidak ada untungnya jika kita harus menciptakan disintegrasi di tanah air. Perlunya menciptakan sikap toleransi terhadap sesama manusia karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berbijaklah dalam menggunakan media sosial agar mendapatkan manfaat dan harus lebih teliti lagi dalam menelaah suatu berita, jangan sampai terhasut dengan berita-berita yang mengandung unsur sara dan hoax. Jangan sekali-kali gunakan jari anda untuk mengetik suatu caption yang dapat menimbulkan perpecahan di tanah air ini.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa semua orang muslim di muka bumi ini adalah teroris karena seperti yang kalian ketahui bahwa Islam cinta damai, walaupun ada beberapa orang Islam yang bergabung di beberapa jaringan terorisme, mereka kebanyakan adalah orang-orang yang salah memaknai akan kata jihad fisabilillah.
Saya sendiri adalah seorang muslim tapi saya bukan teroris dan jangan menghakimi suatu agama jika kalian tidak tahu kebenarannya.
Marilah bersama-sama bergandengan tangan untuk kita tumbuhkan kembali rasa nasionalisme di kalangan pemuda bangsa. Seperti arti dari semboyan negara kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi satu juga. Nah!