Membahagiakan Diri, Orang Lain dan Negara

Foto Ilustrasi

Oleh: Misno bin Mohd Djahri 

Bagian II

Bacaan Lainnya

Bagaimana dengan Indonesia? ia menempati urutan ke-92 dari 159 negara di dunia yang paling bahagia. Peringkat ini setidaknya lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang berada di posisi ke-96.Selain itu, Indeks kebahagiaan Indonesia juga mengalami peningkatan dari 5,093 menjadi 5,192. Namun, kebahagiaan Indonesia masih tetap kalah dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara lain, seperti Singapura menempati peringkat ke-35, Filipina peringkat ke-69, dan Malaysia peringkat ke-80.

Membahas tentang kebahagiaan tidak akan lengkap tanpa memahami definisi kebahagiaan yang disebutkan oleh para ahli. Kebahagiaan menurut Aristoteles (Adler, 2003) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan berasal dari kata “happy” atau bahagia yang berarti feeling good, having fun, having a good time, atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan. Sedangkan orang yang bahagia menurut Aristoteles (Rusydi, 2007) adalah orang yang mempunyai good birth, good health, good look, goodluck, good reputation, good friends, good money and goodnes

Kebahagiaan merupakan sebongkahan perasaan yang dapat dirasakan berupaperasaan senang, tentram, dan memiliki kedamaian (Rusydi, 2007). Sedangkan happiness atau kebahagiaan menurut Biswas, Diener & Dean (2007) merupakan kualitas dari keseluruhan hidup manusia apa yang membuat kehidupan menjadi baik secara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang tinggi ataupun pendapatan yang lebih tinggi.

Fumham (2008) juga menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan bagian dari kesejahteraan, contentment, to do your life satisfaction or equally the absence of psychology distress. Ditambahkan pula bahwa konsep kebahagiaan adalah merupakan sinonim dari kepuasan hidup atau satisfaction with life (Veenhoven, 2000). Diener (2007) juga menyatakan bahwa satisfaction with life merupakan bentuk nyata dari happiness atau kebahagiaan di mana kebahagiaan tersebut merupakan sesuatu yang lebih dari suatu pencapaian tujuan dikarenakan pada kenyataannya kebahagiaan selalu dihubungkan dengan kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi sertatempat kerja yang lebih baik.

Sumner (Veenhoven, 2006) menggambarkan kebahagiaan sebagai “memiliki sejenis sikap positif terhadap kehidupan, dimana sepenuhnya merupakanbentuk dari kepemilikan komponen kognitif dan afektif. Aspek kognitif dari kebahagiaanterdiri dari suatu evaluasi positif terhadap kehidupan, yang diukur baik melalui standardatau harapan, dari segi afektif kebahagiaan terdiri dari apa yang kita sebut secaraumum sebagai suatu rasa kesejahteraan (sense of well being), menemukan kekayaanhidup atau menguntungkan atau perasaan puas atau dipenuhi oleh hal-hal tersebut.

Diener (1985) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan mempunyaimakna yang sama dengan subjective wellbeing dimana subjective wellbeing terbagiatas dua komponen didalamnya. Kedua komponen tersebut adalah komponen afektif dan komponen kognitif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan pengertian kebahagiaan adalah perasaan positif yang berasal dari kualitas keseluruhan hidup manusia yang ditandai denganadanya kesenangan yang dirasakan oleh seorang individu ketika melakukan sesuatu hal yang disenangi di dalam hidupnya dengan tidak adanya perasaan menderita.

Kebahagiaan sebagai sebuah perasaan dapat muncul dengan adanya beberapa indikator yang ada, misalnya terpenuhinya kebutuhan pokoknya, keamanan yang terjamin, kesejahteraan dan fasilitas hidup yang cukup. Dalam skala negara, maka negara yang bahagia dapat dilihat dari; Pendidikan gratis, perawatan kesehatan, tingkat kejahatan rendah, jaminan sosial yang nyaman, populasi yang relatif homogen dan makmur.

Selain itu ada juga standar untuk mengukur kebahagiaan sebuah negara dilakukan berdasarkan usia harapan hidup, pendapatan per kapita, kebebasan untuk menentukan pilihan, dukungan sosial, hingga kemurahan hati.

Indonesia menempati posisi ke-92 dari 159 negara di dunia dalam tingkat kebahagiaan, maknanya bahwa warga negara Indonesia belum bisa merasakan kebahagiaan dengan sepenuhnya. Salah satu dari penyebabnya adalah karena mereka belum bisa menjadi pembelajar, ya… belajar adalah kunci utama dalam meraih bahagia.

Bukankah di Indonesia sudah ada wajib belajar minimal 9 (sembilan) tahun, yaitu dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Ini permasalahannya, bahwa ternyata pembelajaran yang dilaksanakan saat ini masih jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri.

Metode belajar yang ada saat ini masih cenderung menempatkan anak sebagai obyek,  sehingga mereka dipaksa untuk menghafal berbagai rumus, teori dan berbagai ilmu pengetahuan. Bahkan sejak tingkat dasar mereka sudah diberikan mata pelajaran yang begitu bayak sehingga bukannya mereka merasa senang belajar, yang muncul adalah belajar itu menjadi beban sehingga mereka tertekan dan stress dengan belajar.

Selain itu pembelajaran yang diberikan tidak sesuai dengan perkembangan anak sehingga kita lihat anak sekolah menengah sudah belajar ilmu untuk perguruan tinggi. Akibatnya lagi-lagi anak tidak suka dengan yang namanya belajar.

Maka bagaimana caranya agar meraih bahagia? Jawabannya adalah dengan memahami makna bahagia, mengetahui kunci-kunci utama kebahagiaan dan menghilangkan segala penghambat dalam meraih kebahagiaan. [TAMAT]

Pos terkait