Mencermati Kinerja dengan Pola Kerja dari Rumah (WFH)

Foto Dokumentasi

Oleh: DR. Basuki Ranto

Dosen Pascasarjana STIE Mulia Pratama

Bacaan Lainnya

Sejak awal tahun 2019  di negara kita bahkan hampir di seluruh negara di dunia terkena wabah pandemi Covid 19, sehingga berdampak kepada berhentinya semua aktifitas termasuk kegiatan bisnis. Namun demikian masih ada sebagian yang masih harus melaksanakan kegiatan khusus untuk menangani Covid 19 dan aktifitas bisnis yang tidak berdampak.

Untuk tetap bisa melaksanakan fungsinya sebagian besar perusahaan dituntut untuk tetap bekerja optimal demi menjaga stabilitas kinerja karyawan saat dalam masa WFH atau Work from Home. Sehingga diperlukan suatu pencermatan, sebenarnya seberapa pentingkah Penilaian Kinerja Karyawan WFH ini?

Hampir dua tahun berlalu dan pandemi masih membuat masyarakat resah untuk keluar rumah. Sehingga kebanyakan perusahaan mengambil tindakan preventif untuk mengurangi penyebaran risiko melalui sistem kerja WFH atau Work From Home. Dimana kondisi bekerja dari rumah ini justru memberikan kesan gamang akan penilaian kinerja dari para karyawan perusahaan itu sendiri.

Penting atau tidak pentingnya Penilaian Kinerja Karyawan WFH lantas menjadi perdebatan umum yang menyebabkan polemik pada perusahaan. Karena hal ini sejatinya berkaitan dengan timbal balik yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan maupun sebaliknya.

Penilaian Kinerja dan Pola Kerja WFH

Penilaian Kinerja Pegawai dengan pola kerja Flexible Working Arrangement (FWA) adalah merupakan penilaian sejauh mana kinerja yang dapat dihasilkan dengan menggunakan pola kerja dari rumah dengan memanfaatkan teknologi pendukung.

Kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi (Fathia, 2021). Hasibuan menjelaskan, bahwa kinerja merupakan proses penyelesaian tugas perusahaan sesuai dengan tanggung jawab karyawan. Kinerja dapat memperlihatkan kualitas dan kuantitas yang di raih oleh karyawan. Pada saat pandemi, kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana kerja, pemantapan karyawan dalam pengoperasian aplikasi online, dan ketepatan pengumpulan hasil kerja sesuai dengan perencanaan. Kasmir menjelaskan, bahwa kinerja karyawan dipengaruhi tiga belas faktor, yaitu: rancangan kerja, pengetahuan, skill karyawan, motivasi kerja, gaya kepemimpinan, kepemimpinan, kepribadian, budaya organisasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, loyalitas, komitmen, dan disiplin kerja (Narande & Kasmir, 2017).

Pemberlakuan kebijakan kerja dari rumah (Work from Home) dirasakan di banyak perusahaan  di ibukota maupun kota besar lainnya. Pihak manajemen melakukan pembagian tugas kerja dalam mendukung program pembatasan kegiatan masyarakat. Karyawan tidak diberikan kebebasan dalam proses penentuan hari kerja. Dalam proses work from home, karyawan harus dapat dihubungi setiap waktu (stand by call). Pembagian hari kerja setiap karyawan dibedakan oleh pihak manajemen. Manajemen perusahaan mempertimbangkan faktor beban kerja setiap devisi. Ketika perusahaan membutuhkan karyawan dalam proses penyelesaian kerja mendesak, maka karyawan harus siap menangani pekerjaan di kantor. Sekalipun  karyawan memiliki status jadwal kerja Work from Home, karyawan harus memenuhi keinginan pimpinan perusahaan. Apabila karyawan sudah tidak memiliki batas waktu (dateline) pengumpulan hasil kerja, maka karyawan dapat melakukan kerja di rumah (Work from Home).

Karyawan melakukan interaksi dengan seluruh stakeholders melalui aplikasi zoom dan situs web resmi perusahaan. Dengan memanfaatkan Situs web resmi perusahaan memperlihatkan absensi kehadiran dan hasil kerja. Absensi kehadiran dan hasil kerja karyawan merupakan tolak ukur kualitas kinerja. Dengan melakukan Kerja dari rumah (Work from Home) setidaknya ada lima faktor keberhasilan, yakni: (1) sistem perencanaan dan pola kerja terarah; (2) memperkuat sistem komunikasi; (3) pengadaan training manager; (4) proses sosialisasi sistem alur penerapan kerja dari rumah (Work from Home), dan (5) evaluasi sistem efektivitas penerapan kerja dari rumah (Susanti et al., 2021).

Melalui WFH juga memberikan nilai positif bagi karyawan dilihat dari beberapa sisi, diantaranya:

(1) Bisa effisiensi waktu, artinya pekerja tidak harus bangun pagi-pagi lalu berangkat kerja hanya untuk mengejar tepat waktu hadir dan menunggu waktu pulang, sehingga waktu banyak terbuang untuk hal-hal yang tidak produktif.

(2) Mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Hal ini disebabkan perjalanan yang jauh, jalanan macet sehingga khawatir tidak bisa sampai tepat pada waktunya, apalagi ketika dihadapkan kepada sebuah janji untuk bertemu klien.

(3) Menghemat biaya, bayangkan ketika untuk menuju tempat kerja harus naik kendaraan umum yang berulang-ulang maka akan menjadi tambahan pengeluaran apa lagi dihadapkan kepada limit waktu sehingga harus mengeluarkan ekstra biaya.

(4) Mengurangi tingkat kelelahan. Dengan tidak harus melakukan perjalanan panjang yang macet dan berdesakan, maka tidak menjadikan lelah sehingga akan menumbuhkan tingkat kesehatan yang prima sehingga akan mampu bekerja lebih baik sekalipun dari rumah.

(5) Meningkatnya produktifitas kerja, dengan melakukan kegiatan dari rumah maka banyak yang dihasilkan atau waktu penyelesaian akan lebih cepat dari yang dijadualkan.

Namun disisi lain Penerapan Work from Home (WFH) memiliki tantangan bagi karyawan dalam segi teknologi, yaitu: kecepatan kualitas internet sesuai dengan zona wilayah tempat tinggal, minimnya alat pendukung kerja, keamanan data informasi perusahaan dapat terancam, kecepatan perkembangan teknologi menghambat proses kerja karyawan, hasil kerja kurang optimal.

Kegiatan Work from Home (WFH) menggantungkan pada sarana dan prasarana aplikasi media online, seperti: zoom, whatsapp group, google meet, dan telegram. Karyawan harus menguasai cara penggunaan aplikasi media online tersebut. Aplikasi media online dipengaruhi oleh jaringan data. Jika karyawan memiliki jaringan data bagus dan penguasaan aplikasi media online, maka kinerja karyawan tidak mengalami gangguan. Jika karyawan menghadapi gangguan jaringan data dan kurangnya pengetahuan pengoperasian aplikasi media online, maka kinerja karyawan mengalami hambatan.

Sementara dari sisi organisasi ada keuntungan dengan menggunakan pola WFA diantaranya adalah:

(1) Dari sisi ekonomi : adanya kebebasan menentukan jam kerja, biaya operasional kantor, biaya overhead, komitmen kerja, kepuasan kerja;

(2) Dari sisi teknologi dapat memperoleh informasi dengan cepat dan akurat dan terus memberikan dukungan kepada perkembangan teknologi;

(3) Dari sisi sosial terus bisa interaksi dengan lingkungan dan kepedulian sosial akibat pandemi.

Metode Penilaian

Cara terbaik untuk tetap melakukan penilaian kinerja saat pandemi adalah dengan mengganti metode penilaian.

Pertama, hindari proses penilaian menggunakan rating atau peringkat. Hal tersebut akan sulit dilakukan apalagi jika perusahaan Anda menerapkan cross function.

Kedua, lebih utamakan penilaian jejak pendapat atau naratif. Hal tersebut lebih efektif terlebih tantangan ketahanan dan komunikasi dengan teman se tim teruji di masa krisis.

Ketiga, biarkan karyawan Anda berbicara. Maksudnya adalah gunakan pendekatan empati dan emosional kepada karyawan. Terlebih situasi krisis biasanya akan memberi tekanan besar pada karyawan tertentu.

Keempat, kedepankan metode 360 degrees. Itu artinya biarkan karyawan Anda menilai diri mereka sendiri. Hal ini juga sebagai wadah perusahaan menerima masukan dari karyawan selama masa krisis.

Di masa krisis, ada beberapa elemen feedback karyawan yang hilang misalnya saja bonus gaji. Namun perusahaan tetap bisa mendorong kinerja karyawan yang lebih baik dengan penghargaan lain.

Pemberian penghargaan ini bukan masalah sepele, namun menjadi salah satu bentuk feedback karyawan terhadap penilaian kinerja selama krisis.

Kesimpulan

Dari beberapa uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pola kerja Work from Home (WFH) memberikan dampak terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat dari beberapa sisi antara lain: berkait kepada effisiensi, waktu, stres, dan peningkatan kinerja.

Dari sisi organisasi juga menjadikan effisiensi beban operasional, penghematan waktu kerja, penghematan overhead dan percepatan informasi dan produktifitas. Hal lain juga  terkait dengan aspek ekonomi, tehnik dan aspek sosial di masa pandemi Covid 19 baik dalam bentuk finansial maupun non finansial.

Perubahan pola penilaian juga perlu dilakukan, perubahan methode penilaian dan pemberian penghargaan juga diperlukan agar muncul kebanggaan kepada karyawan . (25022023@bas) [jbm]

Pos terkait