Merger Untuk Penguatan Bisnis

Foto Dokumentasi

Oleh: DR. Basuki Ranto

Dosen Pascasarjana STIE Mulia Pratama

Bacaan Lainnya

Banyak perusahaan yang tidak bisa eksis sebagai dampak dari pandemi Covid 19  setelah mengalami penurunan bahkan menghentikan kegiatan  dalam waktu yang cukup lama. Namun saat ini  pasca pandemi sudah tampak kegiatan mulai bergerak kembali akan tetapi berhadapan dengan berbagai hal terkait dengan operasionalnya. Ada bisnis yang harus menata ulang, ada yang masuk proses pemulihan (recovery), ada yang lemah dalam permodalan, persaingan pasar dan berbagai hambatan lain.

Dalam rangka penguatan bisnis ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, satu diantaranya adalah penggabungan antara satu atau lebih dari entitas bisnis baik yang sejenis atau usaha yang saling melengkapi.

Dilansir dari Bareksacom, Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil alih semua aset dan kewajiban perusahaan yang di-merger. Perusahaan yang di-merger kemudian akan dibubarkan dan berhenti operasi. Terdapat beberapa jenis merger diantaranya adalah :

(1) Merger Horizontal adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang bergerak dalam industri yang sama.

(2) Merger Vertikal adalah  penggabungan suatu perusahaan dengan perusahaan pemasok atau perusahaan yang menjadi pelanggan.

(3) Merger Ekspansi Pasar adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang menjual produk yang sama pada pasar yang berbeda.

(4) Merger Ekspansi Produk adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang menjual produk yang berbeda pada pasar yang sama.

(5) Merger Konglomerasi adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang tidak memiliki hubungan bisnis.

Glints menyebutkan terkait dengan merger adalah jika dua perusahaan melakukan merger, biasanya perlu dilakukan branding baru setelah bergabung. Perusahaan hasil merger memiliki aset gabungan, kompetensi yang lebih baik, dan penguasaan pasar yang lebih kuat.

Namun, merger pun memiliki beberapa tantangan yang cukup berisiko. Oleh karena itu, banyak pengusaha yang memilih untuk melakukan akuisisi perusahaan yang lebih kecil alih-alih bergabung dengan yang lain.

Menurut Investopedia, merger adalah hal yang sering terjadi karena membawa banyak keuntungan, antara lain:

1. Sinergi: Dua perusahaan yang melakukan merger akan membawa keuntungan lebih banyak terhadap para shareholder-nya.

Biasanya, sinergi bisa diraih dengan cara merger. Hal ini akan meningkatkan nilai bisnis yang baru dibentuk setelah penggabungan dilakukan.

Sinergi adalah hal penting yang diperoleh perusahaan hasil merger jika dapat bekerja dengan kompak. Ada dua jenis sinergi, yaitu sinergi pendapatan dan biaya.

Sinergi pendapatan adalah sinergi yang meningkatkan pendapatan perusahaan berkat ekspansi pasar, diversifikasi produksi, aktivitas litbang, dan lain-lain.

Sementara, sinergi biaya adalah terwujudnya struktur biaya yang lebih rendah berkat merger yang meningkatkan skala ekonomi, membuka akses pada teknologi baru, dan eliminasi biaya-biaya tertentu.

2. Diversifikasi : Merger adalah salah satu cara yang biasa dilakukan pebisnis untuk melakukan diversifikasi.

Sebuah perusahaan bisa melakukan diversifikasi operasi bisnis dengan memasuki pasar baru dan menawarkan produk atau jasa baru. Hal ini juga termasuk manajemen risiko untuk menurunkan kemungkinan rugi dalam operasi perusahaan.

3. Akuisisi Aset : Merger juga dapat dilakukan dengan tujuan mendapatkan aset tertentu yang sulit diperoleh dengan metode lain. Biasanya, hal ini terkait teknologi.

4. Meningkatkan Kapasitas Finansial :

Jika kapasitas finansial sebuah perusahaan kurang baik untuk mendukung operasi bisnis, merger adalah jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasinya.

5. Pajak : Sebuah perusahaan yang memperoleh pendapatan kena pajak yang besar bisa melakukan merger dengan perusahaan yang memiliki kompensasi atas kerugian pajak yang cukup besar.

Ketika keduanya sudah bergabung, total kewajiban pajak perusahaan yang dikonsolidasi menjadi lebih rendah dibanding kewajiban pajak perusahaan saat berdiri secara independen.

Menurut Corporate Finance Institute, merger ini cukup berisiko dan sulit karena perbedaannya yang begitu signifikan.

Beberapa Hal yang Disikapi :

Penggabungan perusahaan yang sukses harus mempertimbangkan apa saja tantangan yang mungkin terjadi jika keputusan itu dibuat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Persaingan Sehat

Merger sering kali memberikan dampak yang signifikan di industri tempat bisnis gabungan beroperasi. Bahkan, hal ini bisa menghancurkan persaingan sehat akibat cakupan di pasar yang terlalu besar, khususnya jika bisnis yang merger adalah dua perusahaan besar.

Di beberapa negara, ada pihak berwenang yang mengatur dan memastikan persaingan sehat. Oleh karena itu, jika ini terjadi, mungkin perusahaan merger tersebut akan dilarang untuk beroperasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan hal ini tidak terjadi.

2. Retensi Karyawan

Restrukturisasi adalah hal yang sangat mungkin terjadi setelah merger. Perubahan akibat penggabungan dua perusahaan ini bisa berpengaruh pada retensi karyawan.

Perusahaan harus bisa membuat seluruh staf merasa aman dan percaya meskipun terjadi perubahan untuk menghindari tingkat turnover karyawan yang tinggi. Jika banyak pekerja yang keluar, perusahaan akan membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk merekrut orang-orang baru.

3. Integrasi

Integrasi adalah hal penting yang wajib dilakukan jika berencana untuk merger. Kegagalan melakukan ini adalah salah satu penyebab gagalnya penggabungan perusahaan. Oleh sebab itu, rencana integrasi antara dua perusahaan penting untuk disusun sebelum terjadinya tanda tangan kontrak.

4. Mempertahankan Kepercayaan Stakeholder Penting

Tentunya tidak semua stakeholder senang dengan keputusan merger. Salah satu tantangan besar yang dihadapi perusahaan ketika berencana merger adalah kehilangan kepercayaan stakeholder penting dalam operasi perusahaan, seperti karyawan, distributor, pemasok, dan lain-lain.

5. Hubungan Internasional

Merger juga bisa dilakukan oleh bisnis antarnegara, dan tantangan yang dapat terjadi adalah mengenai perbedaan kebudayaan dan masalah bahasa. Hal ini tidak mudah untuk diatasi dan butuh waktu untuk adaptasi.

Akhirnya dari beberapa uraian sebelumnya dapat disampaikan beberapa kesimpulan :

Pertama : Merger yang dilakukan oleh PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia telah melakukan merger dan berlaku efektif mulai 4 Januari 2022. Penggabungan keduanya menghasilkan entitas hasil merger yang kini bernama Indosat Ooredoo Hutchison merupakan salah contoh strategi merger untuk penguatan  bisnis masa depan.

Kedua : Sekalipun merger tersebut berdampak kepada reorganisasi dengan melakukan perampingan (rightsizing) dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk jumlah karyawan yang cukup banyak, namun tidak menimbulkan penolakan (resistensi) karena adanya komunikasi yang effektif dan intensif.

Ketiga : Prinsip saling menguntungkan (win-win solution) baik entitas yang melakukan penggabungan maupun pihak karyawan terlebih lagi bagi pemegang saham.

Keempat : Setelah merger dan menghasilkan entitas bisnis yang baru maka akan menjadi lebih kokoh, kuat, terdepan dengan memiliki keunggulan baik komparatif maupun kompetif (competive advantage & comparative advantage) yang menjadi senjata pamungkas untuk memenangkan persaingan. (15102022@br) [jbm]

Pos terkait