Barometernews.id | Langsa, – Museum Kota Langsa diharapkan menjadi destinasi wisata sejarah bagi masyarakat dan wisatawan di Aceh. “Kita harapkan generasi muda yang datang peduli terhadap sejarah. Dengan begitu ke depan mereka akan sangat serius belajar sejarah sehingga mereka jadi mengetahui dan tidak pernah melupakan sejarah,” Kata Kepala Seksi Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kabudayaan (Disdikbud) kota Langsa, Riza Arizona, Selasa (28/01).
Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan museum. Tidak hanya menampilkan gambar, benda, berserta deskripsinya tentang berbagai bukti sejarah namun juga akan menampilkan audio visualnya sehingga generasi muda lebih mudah memahami.
“Makanya dengan begitu kita membutuhkan dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Begitu juga untuk renovasi gedung ini agar terlihat lebih baik,” Katanya.
Museum yang menempati bangunan bercat putih peninggalan Belanda itu tepat berada di tengah pusat kota Langsa, provinsi Aceh. Arsitekturnya bergaya Eropa. Gedung bernama Balee Juang itu merupakan Museum Kota Langsa. Di kanan gedung berdiri tegap tiang yang mengikatkan bendera merah putih.
Suara kendaraan terdengar riuh berlalu – lalang di sekeliling luar gedung. Menginjakkan kaki ke dalam gedung, susana langsung berubah. Hening, suara kendaraan nyaris tak terdengar.
Dinding – dinding penuh dengan koleksi benda bersejarah. Kehadiran museum itu tampaknya diharapkan bisa membuat masyarakat menambah pengetahuan terkait sejarah Langsa maupun provinsi Aceh serta tidak melupakan peradaban Islam di provinsi berjuluk bumi Serambi Mekkah tersebut.
Pada zaman kolonial, Balee Juang merupakan gedung dagang. Bangunan yang didirikan pada 1920 dan beralamat di jalan A Yani, Langsa, tersebut menjadi kantor perdagangan Hindia – Belanda.
Kemudian pascakemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), gedung itu juga pernah digunakan sebagai kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Timur, sebelum daerah itu mekar dari Aceh Timur menjadi kota Langsa pada 2001. Riza menjelaskan, ketika mekar dengan kabupaten Aceh Timur, kota Langsa terus berbenah.
Dulunya Balee Juang itu di bawah kendali Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Langsa. Lalu pada 2017 berubah nomenklatur ke bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Langsa. Pascaperubahan mandat itu dinas terkait langsung fokus mengelola gedung tersebut dengan mengisi gedung museum dengan berbagai macam koleksi. [Red/Ded]