Oleh Nani Fitriah
Guru SDN 13 Sampoiniet
Anggota Forum Menulis (FAMe) Aceh
Seperti biasa setelah selesai melaksanakan kegiatan dirumah membantu orang tua dan melaksanakan Sholat Ashar, Naysila Salsabila siswi kelas 6 Sekolah Dasar Negeri 13 Sampoiniet Aceh Jaya ini selalu mengajak ibu dan kakaknya untuk bermain di pantai.
Kebetulan pantai ini tidak begitu jauh dari rumahnya, tepatnya di jalan lintas Banda Aceh – Calang Aceh Jaya di Desa Lhokkruet. Naysila Salsabila yang sering disapa Syila oleh teman – teman sebayanya ini, selalu menghabiskan waktu bermainnya dikala petang dipinggir pantai Lhokkruet.
Siswi yang rajin membantu orangtua dan teman – temannya ini selalu senang bila bermain dipantai. Mungkin karena daerah disini yang dekat dengan laut dan tidak ada taman bermain anak yang lainnya maka Syila memilih untuk menghabiskan waktunya di pinggir pantai.
Pantai desa Lhokkruet ini indah, pasir putih yang terhampar luas, bebatuan besar, serta pohon Pinus yang berbaris rapi terasa sejuk untuk dipandang. Sungguh ciptaan Tuhan yang paling indah. Disinilah Syila selalu bermain dengan tumpukan pasir yang ia buat berbagai bentuk. Tidak lupa ia ajak kepiting – kepiting kecil untuk bermain bersamanya.
Namun pikiran dan pandangan matanya terusik oleh pemandangan berbagai sampah yang ada disekitar tempatnya bermain. Syila bergegas mengutip dan mengumpulkan sampah – sampah disela -sela bebatuan, mulai dari sampah plastik bekas makanan ringan, ranting – ranting pohon, hingga botol – botol minuman plastik siap saji yang terbuat dari kaca maupun dari bahan lainnya.
Ternyata hal ini sudah rutin dilakukannya setiap hari, sebelum Syila bermain pasir ia selalu mengutip sampah dan mengumpulkannya pada tempat yang sudah disiapkannya. Sampah – sampah tersebut dipilah yang mudah dibakar dan tidak, setelah sampah terkumpul banyak Syila membakarnya dengan pantauan ibunya.
“Kenapa Syila mengutip sampah dan mengumpulkannya berhari – hari setiap bermain dipinggir pantai ini dan membakarnya ?” Tanya Bundanya dengan rasa ingin tahu.
“Agar pantai ini bersih dan indah, mata Syila sakit bila melihat sampah dan kotor,” Begitulah jawaban Syila. “Kita harus menjaga alam agar alam menjaga kita, bukankah kebersihan sebahagian dari iman ?” Lanjut Syila.
Bundanya terdiam tak mampu berkata lagi. Ia tak menyangka jika anaknya bisa menjawab seperti itu. Dia hanya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan putri seperti Naysila Salsabila.
Dengan membaca artikel ini, semoga masyarakat yang berkunjung dan warga sekitar dapat tergerak hatinya untuk menjaga kebersihan lingkungan, khususnya Pantai di Desa Lhokkruet ini.
Aceh Jaya 26/1/2020