Oleh Silfia Meri Wulandari, SKM,. MPH
Pelaksana pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Aceh dan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh – PW ‘Aisyiyah Aceh
Awal Februari 2020 sampailah virus Corona Covid-19 tersebut di Indonesia, dan sekarang sudah menyebar ke seluruh Provinsi di Indonesia, sehingga membuat para tenaga kesehatan siaga 1 menghadapinya. Namun seiring waktu berjalan, para tim medis mengalami kendala, yaitu kekurangan APD (Alat Pelindung Diri) dalam merawat pasien – baik yang status nya PDP maupun yang sudah positif – yang bisa mengakibatkan tenaga medis tersebut terpapar.
Namun begitu, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat mereka sebagai garda terdepan dalam menghadapi wabah ini. Dengan cara swadaya, mereka menyanggupi dan berusaha memenuhi APD tersebut walau dengan sekedarnya (tidak sesuai spesifikasi & standar kesehatan).
Dalam kondisi kekurangan APD dan ketiadaan suplement, mereka harus terus melanjutkan misi mulia untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien walau pasien tersebut tidak ada hubungan darah dan tidak kenal sama sekali. Padahal tenaga medis itu juga rentan terpapar yang mana mereka juga masih mempunyai orang tua, keluarga, suami/istri, anak, dan itu semua dikesampingkan oleh mereka.
Jika di Ibukota Provinsi dengan mudahnya mendapatkan alternatif APD, namun tidak begitu jika di Kabupaten/Kota, Kecamatan atau Desa, dimana banyak keterbatasan dan itu menjadi taruhan nyawa bagi nakes tersebut dalam misi mulia nan penuh tantangan dan resiko ini.
Semakin banyak masyarakat yang terindikasi virus ini (PDP) dan statusnya menjadi positif, maka tugas tenaga medis semakin berlipat dan tak bisa dielakkan lagi ada beberapa diantara tenaga medis yang tumbang akibat kelelahan dalam menangani pasien.
Beberapa hari lalu media sosial memberitakan ada beberapa tenaga medis yang telah terjangkit virus ini dan ada yang sudah memenuhi panggilan-Nya (semoga Allah menempatkan mereka di tempat yang layak dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, keikhlasan juga kekuatan).
Dan dimedia sosial juga tak sedikit yang menyampaikan rasa terimakasih yang amat dalam kepada para tenaga medis yang sudi mengorbankan nyawa sendiri demi menyelamatkan jiwa manusia lainnya. Tak luput, semangat, harapan dan doa terus dilantunkan masyarakat atas jasa mu.
Tak hanya itu, berbagai komunitas banyak membuka peluang amal untuk mendukung kerja mulia mu, open donasi baik dalam bentuk sumbangan makanan, minuman, suplement, penyediaan APD, sampai dengan kebutuhan lainnya.
Dengan perjuangan teman-teman medis tersebut, sepantasnyalah keperluan mereka dilapangan bisa terpenuhi dan diperhatikan oleh para kepala daerah, dan instansi terkait. Dan mereka semua diberikan hadiah – di dunia – seperti janji salah satu kepala daerah, dan juga mendapatkan insentif lebih atas pengorbanan mereka sebagai Front Line pada masa sulit saat ini.
Semoga ini di aminkan juga oleh masing-masing pemangku kebijakan & kepala daerah lainnya.
Terakhir, saya sampaikan kepada Ibu, Bapak, dan teman-teman medis semua, terimakasih tak terhingga atas jasa & pengorbanannya berperang melawan wabah ini.
Perjuangan anda semua memberikan harapan kepada kami untuk menghadapi hari esok.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran, dan Allah-lah yang mampu membalas segala jerih payah dan usaha teman-teman medis semuanya dalam menyelesaikan proyek besar ini.
Tak lupa pula, semoga Allah senantiasa menjaga niat baik kalian semua.
We Proud of You
Dini Hari di Sudut Kota,
30 Maret 2020/5 Sya’ban 1441