Para Pemimpin Dunia Mengutuk Pembunuhan di Nice

Foto Dok. Pihak berwenang membawa mayat para korban yang terbunuh ke Nice kemarin. [AFP]

Barometernews.id | Paris, – Para pemimpin dunia mengutuk insiden pembunuhan di Nice, kemarin, yang digambarkan Prancis sebagai serangan teroris Islam.

Kritikus termasuk Presiden AS Donald Trump dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, serta para pemimpin Eropa, Arab dan Israel.

Bacaan Lainnya

“Serangan teroris Islam radikal ini harus segera dihentikan. Tidak ada negara, baik Prancis atau lainnya, yang dapat terus menghadapi insiden seperti itu!” Kata Trump melalui Twitter.

Di antara yang paling awal mengutuk insiden itu adalah Turki, meskipun ada konflik dengan Prancis karena negara itu mengizinkan penerbitan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang mengarah ke serangan terhadap orang-orang Prancis.

“Kami mengutuk keras serangan di dalam gereja Notre-Dame di Nice, hari ini (kemarin),” Kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

Turki pada saat yang sama menyatakan solidaritas dengan Prancis, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga ketiga korban yang tewas dalam serangan itu.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga mengutuk serangan itu dan pada saat yang sama menekankan bahwa “perdamaian tidak dapat dicapai dengan provokasi yang buruk”.

Di Asia Barat, para pemimpin Arab dan Islam bersikeras pada perbedaan yang jelas antara Islam dan apa yang disebut tindakan kekerasan untuk mempertahankan agama.

Kementerian luar negeri Mesir mengatakan pemerintah dan rakyatnya berdiri bersama Prancis dalam upaya memerangi insiden kebencian.

Qatar tidak mengabaikan kecaman kerasnya atas insiden tersebut dan menegaskan kembali sikap negaranya untuk menolak kekerasan, terutama di sinagog, terlepas dari motifnya.

Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, mendesak umat Islam untuk “menolak tindakan kriminal yang tidak ada hubungannya dengan Islam atau Nabi Muhammad SAW.” [AFP]

Pos terkait