Barometernews.id | Pasaman Barat, – Pondok Pesantren, selain pusat pembentukan karakter dan mewujudkan terciptanya sumber daya manusia (SDM) handal dan berkualitas. Pesantren adalah lembaga pendidikan memiliki ciri khas dan program keunggulan.
Selain melaksanakan program pembelajaran yang memakai kurikulum nasional, apakah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi, digandeng kurikulum Kementerian Agama RI. Setiap Ponpes juga memiliki kurikulum khusus, khas pondok pesantren.
Seiring hal itu, maka pengelolaan pondok pesantren, tidak bisa lagi secara klasik, kebiasaan dan sesuai arahan buya atau tuan guru terdahulu, kata Saidan, widyaiswara Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang, dihadapan peserta Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) tahun 2023 di Aula Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Simpang Empat, Kamis (16/2).
Yang terpenting dan menjadi perhatian bagi pengelola sekaligus pengasuh pesantren adalah, menatakelola pondok pesantren dengan mengacu pada sistem yang terstruktur dan rapi. Sistem dan pola penatalaksanaan terukur dan rapi dimaksud, tentu harus mengikuti prinsip manajemen, memakai program kerja, usaha dan pengembangan kegiatan ekonomi kreatif, memiliki program kerja, harus tahu dan paham dengan perkembangan teknologi dan informasi, melalui pemberdayaan jaringan digital.
Selain itu, ingat Saidan, pesantren merupakan media dan lembaga dakwah Islam di Indonesia, didirikan secara swadaya masyarakat karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Dampak perubahan zaman, kian berkembangnya arus teknologi dan informasi, sehingga merambah ke dunia digital, adalah di antara dampak Covid-19 yang berkembang di tahun 2020, 2021 dan sebagian di tahun 2022 lalu.
Bagi dunia pendidikan, ingat Saidan, dampak perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dan informasi saat ini dimanfaatkan untuk belajar secara online, melalui aplikasi zoom metting, memberikan tugas dan jawaban secara online dengan beberapa program yang memakai aplikasi digital yang lain.
Pemanfaatan fasilitas digital, melalui komputer, laptop maupun dengan handphone (HP) yang memiliki aplikasi android. Tentu harus ikut dan terlibat atau melibatkan diri dan pemanfaatan dunia digital dimaksud, sesuai tingkat keparahan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Salah satu keperluan pokok dari pemanfaatan jaringan dan fasilitas digital dimaksud, kata Mantan Kepala MTsN 3 Pasaman Barat di Kecamatan Kinali itu adalah pengisian data dan berbagai furmulir pengisian data harus diisi dengan program EMIS (Elektronik Management dan Information Sistem), dengan berbagai fitur atau aplikasi yang ada di dalamnya.
Menyinggung usaha pengelolaan dan biaya pemanfaatan fasilitas digital dimaksud, ingat Saidan, tentu tidak terlepas dari dukungan dari kerjasama semua pihak pengasuh atau pengelola, unsur masyarakat, pengusaha atau perusahaan, dan sebagainya. [gmz/jbm]