Peningkatan Skill Bagi Pimpinan dan Manajer

Foto Dokumentasi

Oleh: DR. Basuki Ranto

Dosen Pascasarjana Universitas Suropati

Bacaan Lainnya
Meningkatkan Skill bagi Pimpinan dan Manajer (Upskilling Leader and Manager) merupakan komponen kedelapan dalam Human Resource Trend (HR Trends) 2023 disamping komponen lainnya.

Meningkatkan kemampuan ketrampilan (Upskill) penting dilakukan agar pengelolaan bisnis berjalan lebih baik. Keterampilan ini berhubungan dengan kemampuan mempengaruhi dan memotivasi setiap anggota tim untuk berkontribusi. Keterampilan ini merupakan bagian dari soft skill, yaitu kecakapan non-teknis yang tidak dipelajari secara akademis, tetapi didapat dari pengalaman dan kebiasaan individual seseorang.

Foto Dokumentasi

Dalam HR Trends 2023, aspek peningkatan skill bagi para pelaku dalam organisasi baik leader dan manajer menjadi bagian yang perlu menjadi perhatian sejalan dengan perkembangan tehnologi dan era bisnis digital, sehingga kalau hal ini tidak dipersiapkan maka akan kalah dalam persaingan. Tentu saja upskilling harus dipersiapkan pula dengan knowledge yang memadai. Hal tersebut diperlukan untuk membangun people development yang mampu menghasilkan inovasi dan menghasilkan create value.

Hal-hal yang diperlukan dalam Meningkatkan Skill

Sebaiknya perlu memahami tentang pengertian skill sebelum membahas mengenai bagaimana meningkatkan skill bagi pimpinan dan manajer dalam organisasi.

Upskilling didorong oleh perkembangan teknologi, termasuk di dunia kerja. Teknologi ini mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja.

Kemampuan yang dulu penting, kini sudah bisa tergantikan oleh aplikasi dalam komputer. Akan tetapi, muncul kebutuhan kemampuan baru untuk menunjang teknologi itu.

Menukil dari glints.com menyebutkan bahwa dengan mengutip Careers New Zealand, skill adalah sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu.

Dalam bahasa Indonesia, ia disebut kemampuan, keterampilan, atau keahlian.

Kemampuan ini tak selalu berkaitan dengan hal-hal rumit lho. Sekadar melipat selimut, bahkan mengendarai motor, juga merupakan skill.

Akan tetapi, dalam artikel ini, Glints akan fokus membahas keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.

Secara umum, ada dua jenis kemampuan, yakni:

1- Hard Skill:

Adalah keterampilan menunjukkan kemampuanmu dalam menyelesaikan pekerjaan. Itulah mengapa, hard skill kerap disebut sebagai kemampuan teknis (technical skill).

Hal yang terkait dengan hard skill adalah kemampuan menggunakan tehnologi digital untuk mengoperasikqn bisnis, penguasaan bahasa dan kemampuan khusus lainnya.

2- Soft Skill:

Soft skill bisa mendorong kesuksesan di tempat kerja. Sehingga mampu mengatur waktu dan bekerja dalam tim.

Hal yang terkait dengan soft skill adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah (problem solving), pengaturan waktu agar tercapai sistem kerja yang effisien tepat waktu, penguasaan sistem komunikasi dan mampu bekerja secara otomatis tanpa perintah maupun diawasi (self management skill).

Untuk meningkatkan ketrampilan (Upskill) perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

Pertama: Pilih kemampuan yang ingin diasah (upgrading).  Hal ini dimaksudkan bisa mencari keterampilan yang sesuai  tujuan karier. Selain itu juga bisa memilih kemampuan-kemampuan yang sedang atau akan dibutuhkan di dunia kerja.

Kedua: Proses belajar sebagai investasi membutuhkan waktu, tenaga, bahkan uang. Proses ini jauh dari kata instan. Oleh karena itu harus bersabar, termotivasi, Ingat, kalau proses belajar sudah selesai, maka akan mendapat hadiah besar berupa kemampuan baru.

Ketiga: Buat rencana dan tujuan jangka pendek. Tentukan kapan mulai harus belajar, latihan, dan mengevaluasi kemampuanmu. Dalam proses ini, buatlah rencana yang realistis. Dengan demikian dalam realisasi tak kelelahan untuk melakukan rencana tersebut.

Keempat: Eksekusi rencana yang sudah disusun. Asah kemampuan dan terus belajar sesuai timeline yang sudah ada. Hal ini bisa dilakukan dengan manfaatkan sumber daya pembelajaran gratis dari internet maupun YouTube.

Kelima: Ikuti pelatihan, jika bukan tipe yang bisa belajar secara otodidak, maka juga bisa ikut beberapa pelatihan. Mulai dari pelatihan jangka panjang seperti bootcamp, atau yang jangka pendek seperti expert class. Pelatihan seperti ini bisa membantu  belajar lebih sistematis bersama para profesional di bidangnya.

Keenam: Ikut kelompok belajar. Belum ada biaya untuk mengikuti pelatihan berbayar? bisa temukan teman belajar dari lingkungan sekitarmu maupun media sosial lalu ajak mereka untuk belajar bersama-sama. Belajar dengan teman seperjuangan terkadang bisa membantu kamu untuk tetap semangat.

Ketujuh: Minta feedback. Hal ini memang tidaklah mudah, karena kita harus siap menerima kenyataan bahwa mungkin skill kita belum mumpuni. Jika tidak meminta feedback, maka tidak akan tahu kemampuanmu sudah sejauh mana. Mintalah feedback kepada mentor atau ke teman supaya mereka bisa memberi lebih banyak masukan.

Kedelapan: Monitor seluruh progres. Rencana belajar yang telah disusun akan terbuang percuma jika tidak dilakukan cek progresnya.

Dengan mengecek progres, bisa mengidentifikasi kelemahanmu lebih cepat. Setelah itu, bisa kembali cari cara belajar yang lebih efektif.

Kesembilan: Bangun networking. Mirip seperti poin sebelumnya, kamu juga bisa meningkatkan skill melalui networking. Jika memiliki relasi yang bekerja di bidang yang sama, berkesempatan untuk menimba ilmu dari yang lebih berpengalaman.

Kesepuluh: Jangan lihat sebagai beban. Di tengah jalan, ternyata, proses belajarmu terlalu berat? Jangan paksakan dirimu, ya. Coba ambil waktu istirahat sebentar. Kalau perlu, sesuaikan kembali rencana belajarmu. Meski progresmu pelan, asal mau konsisten, kemampuanmu akan terus terasah. Jadi, tak perlu khawatir.

Upskilling secara sederhana, merupakan proses belajar keterampilan baru. Akan tetapi, sejatinya, upskilling punya arti yang lebih kompleks.

Upskilling untuk pimpinan dan manajer diperlukan agar terjadi pengelolaan organisasi yang senantiasa siap dalam menghadapi perubahan tehnologi dan sistem informasi yang begitu cepat.

Hal tersebut diperlukan sebuah kepemimpinan yang effektif dalam sebuah organisasi.

Kepemimpinan yang efektif tidak hanya punya visi yang menginspirasi seluruh anggota tim, tetapi juga harus mampu mewujudkannya menjadi kenyataan. Karena itulah seorang pemimpin membutuhkan bekal leadership skill untuk menerjemahkan visi, mengeksekusi rencana, mendorong setiap anggota tim bergerak maju sebagai sebuah entitas bisnis untuk mencapai visi organisasi.

Untuk memiliki bisnis yang lincah  di tengah situasi dunia yang kompleks dan terus berubah cepat, industri membutuhkan agile leadership yang mampu mengubah organisasi menjadi lebih adaptif, kreatif, dan tangguh. Gaya kepemimpinan agile ini dapat diandalkan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif.

Kesimpulan

Dari beberapa uraian sebagaimana disampaikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam rangka menunjang HR Trends 2023 dari aspek ketrampilan (Skill), diperlukan Upskilling bagi pimpinan dan para manajer.

Hal ini menjadi penting mengingat perkembangan tehnologi dan dunia kerja baru perlu ketrampilan baru, sehingga terwujud efektifitas kepemimpin (leadership skill) guna menjalankan bisnis yang lincah, kreatif, inovatif dan handal sehingga memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif.(25012023b@s) [jbm]

Referensi: Employee.glints.com

Pos terkait