Barometernews.id | Singapura, – Parlemen Singapura mendapat informasi kemarin bahwa republik itu akan mengendurkan pemutusan rantai Covid-19 dalam waktu satu bulan meskipun ada perang melawan wabah.
Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong mengatakan Singapura belum keluar dari zona bahaya meskipun ada beberapa perkembangan positif.
“Pertempuran masih jauh karena ini bukan lomba lari cepat, ini lari maraton dan kami belum mencapai tengah jalan,” Katanya.
Dia adalah salah satu dari tiga menteri yang mengomentari perkembangan Covid-19 Singapura di Parlemen kemarin, pertama kalinya semua menteri harus mengenakan topeng.
Lawrence mengatakan pemerintah sekarang mengambil lebih banyak tindakan pencegahan daripada ‘blok penuh’ karena dampak sosial dan ekonomi akan lebih buruk jika penduduk terpaksa tinggal di rumah.
“Karena itu, kami sangat berhati-hati menerapkan ‘pemutus rantai’ dan kemudian melanjutkannya selama sebulan.
“Kami memutuskan untuk melanjutkan langkah ini, sehingga rantai transmisi dapat diputus, sehingga memperlambat penyebaran virus.
“Kita juga tidak boleh mengambil relaksasi ini sebagai sinyal bahwa setiap orang bisa keluar dengan risiko sendiri,” Katanya.
Menteri Kesehatan Gan Kim Yong mengatakan arahan pemerintah akan berkurang dalam bulan ini jika jumlah kasus tetap rendah dan kasus-kasus di asrama pekerja asing dikendalikan.
“Jumlahnya penting tetapi tidak semuanya dan tiga faktor akan menentukan langkah selanjutnya dari pemerintah.
“Pertama, apakah wabah di masyarakat sangat rendah atau telah berhenti termasuk kasus di asrama pekerja asing di samping tingkat infeksi di negara lain serta langkah-langkah yang diambil untuk mengekang penyebaran virus.
“Kami akan membuka perbatasan secara sukarela dan selektif, dan pemerintah akan melakukan isolasi dan pengujian untuk memastikan bahwa kami tidak mengimpor kasus baru ke masyarakat,” Katanya. [AFP]