Oleh: Manda Ayu Frastika Utami
Kiprah perempuan Indonesia pada masa lalu diyakini hanya sebatas koridor dapur (memasak), sumur (mencuci) dan kasur (melayani suami). Realitas menyebutkan bahwa meskipun mayoritas kepala keluarga adalah laki-laki, namun perempuan juga berperan secara totalitas dalam beberapa hal seperti pendamping keluarga dalam menetapkan sebagian dari planning kehidupan. Perempuan juga memiliki kemandirian dan leadership tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa kejadian. Salah satunya adalah keluarga yang ditinggalkan oleh laki-laki atau tulang punggung keluarga akibat perceraian maupun kematian maka perempuan akan bekerja keras dan eksis dalam menghidupi keluarga.
Dewasa ini perkembangan zaman telah memberikan beberapa efek positif yang ditimbulkan. Salah satu efek tersebut adalah emansipasi wanita. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan. Emansipasi disebut juga persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum laki-laki dan perempuan.
Emansipasi wanita berhasil ditegakkan oleh RA. Kartini. Sosok ini telah berhasil menyamakan kedudukan laki-laki dengan perempuan sehingga perempuan sudah memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam kehidupan dan berkurangnya masalah dalam perbedaan gender maupun segala hal yang membuat perempuan menjadi tindak ketidakadilan.
Emansipasi wanita oleh RA.Kartini menyebabkan partisipasi perempuan di bidang ekonomi juga kian meningkat karena telah adanya kesempatan bagi kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi di berbagai bidang kehidupan. Hal ini mengakibatkan suatu perubahan perekonomian yang kian membaik. RA. Kartrini mengemukakan bahwa setiap perempuan memiliki kemandirian secara ekonomi, agar dirinya mempunyai kekuasaan dan posisi dalam hubungan domestik, keluarga dan lingkungan sosial.
Selain emansipasi wanita, beberapa aturan pun telah dikeluarkan diantaranya adalah undang-undang No. 23 tahun 2004, tentang penghapusan kekerasan di dalam rumah tangga (UU KDRT) untuk melindungi hak-hak perempuan. Kedudukan yang setara juga sangat dibutuhkan karena kualitas pekerjaan yang dilakukan perempuan terbukti tidak lebih buruk dari laki-laki. Sehingga timbullah hal baru yang menyatakan perempuan juga bisa berperan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Peran perempuan bukanlah hanya sebatas rumah tangga saja. Sebenarnya perempuan juga bisa berkecimpung dalam beberapa bidang seperti pendidikan, sosial dan ekomomi. Asalkan urusan rumah tangga dapat terselesaikan dengan baik bagi perempuan yang sudah berkeluarga. Salah satu peran wanita yang dianggap memberikan kemajuan bagi bangsa yaitu dalam bidang ekonomi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan juga mampu memajukan bangsa dan negara melalui sumber daya manusia khususnya perempuan yang berkualitas sehingga peran perempuan dalam dunia tanah air pun kian meningkat.
Raisa Maxinovna, istri presiden Gorbachev sekaligus Doktor di bidang sosiologi menyatakan bahwa, peranan perempuan di Uni Sovyet mampu menghidupkan angin perubahan dengan gagasan restrukturiasi ekonomi alias perestroika. Dapat disimpulkan bahwa perempuan di berbagai penjuru dunia juga bisa menghidupkan angin perubahan dalam bidang ekonomi. Survey yang pernah dilakukan oleh Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) bersama IPB menyatakan bahwa sebagian besar pemilik usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.
Sudah waktunya bagi kaum perempuan untuk tetap bisa menjaga potensi dalam hal perekonomian untuk pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara. Sebuah bangsa akan dikatakan produktif apabila jumlah penduduk yang berwirausaha adalah sekitar 2%, namun Indonesia masih dalam jumlah 1%.
Partisipasi perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Perempuan merupakan agent of development yang perannya sangat dibutuhkan dalam pembangunan dan perkembangan perekonomian. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dilakukan terus-menerus yang dapat mengkibatkan suatu perubahan perekonomian kearah yang lebih baik.
Selain itu memberikan peluang bagi perempuan untuk bekerja dan berpartisipasi dalam bidang ekonomi akan memungkinkan bagi setiap kalangan untuk bekerja tanpa membedakan gender. Berdasarkan data World Ekonomi Forum soal Global Gender Gap (2017), Indonesia menempati peringkat 109 dari 144 negara soal keterlibatan perempuan dalam partisipasi ekonomi dan kesempatan berusaha.
Namun, angka tersebut masih terbilang bahwa Indonesia kalah dalam hal partisipasi perempuan dalam ekonomi, kebanyakan dari mereka yang memilih pindah dari karyawan ke wirausaha dengan beberapa alasan khusus.
Memberikan kesempatan bagi perempuan untuk dapat berpartisipasi bukanlah hanya pekerjaaan rumah (PR) bagi pemerintah untuk membuat kebiakan yang mengenai isu gender, namun juga semua masyarakat. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kesetaraan gender bukan hanya menjadi masalah moral tetapi juga menjadi isu pembangunan.
Ketiadaan kesetaraan gender dapat menimbulkan economic loss. “Sebuah bangsa akan memiliki ketahanan yang tinggi bila kesetaraan gender terjaga dengan baik, dan perempuan mendapat dukungan yang layak termasuk untuk bekerja,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Februari 2017, Ginong Pratidina Hermawati selaku VP Indirect Channel Excellence (ICE) Lubricants Shell Indonesia mengatakan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan meningkat sebesar 2,33 persen menjadi 55,04 persen. Pada tahun sebelumnya TPAK perempuan adalah 52,71 persen. Dapat disimpulkan bahwa peran perempuan dalam perekonomian semakin aktif.
Sebenarnya, setiap perempuan sudah dilahirkan dengan keahliannya masing-masing. Selain memiliki kemampuan mereka juga bisa memanfaatkan hal ini untuk bisa bermanfaat bagi sesama yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan lain. Mengenai hal tersebut Deputi Eksekutif Direktur UN women Lakshmi Putri menyatakan bahwa kita harus bangun kepercayaan diri, kemampuan untuk bermimpi dan melakukan apapun bagi bangsa yang sifatnya positif. “Semua itu adalah hal penting untuk memajukan bangsa dan mengembangkan peran wanita dalam perekonomian,” tutupnya.
Semoga peran perempuan dalam berpatisipasi di bidang ekonomi kian meningkat dengan adanya perkembangan zaman yang mendukung hal tersebut, seperti salah satunya adalah emansipasi wanita oleh sosok RA. Kartini. Perempuan harus kian menyadari potensi dalam dirinya dan tetap percaya diri bahwa perempuan juga mampu berpatisipasi dalam meningkatkan perekonomian bagi bangsa dan negaranya. Mari!
*Penulis: Manda Ayu Frastika Utami, Siswa SMA Sukma Bangsa Pidie, XII MIPA. Memiliki hobi membaca dan menulis.
Email:mandaayu1809@gmail.com