Politik Identitas Sulit Dihindarkan, Anies Sebut Pilkada 2017 Jakarta

Foto Dok. Foto Anies Baswedan saat Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1444 H. (ist)
Barometernews.id | Surabaya, – Politik Identitas sulit dihindarkan, karena setiap bakal calon presiden mempunyai identitas yang melekat pada dirinya, ujar Anies Baswedan pada diskusi dengan pemimpin dan redaksi media massa yang diinisiasi oleh Partai Nasdem di Surabaya, Sabtu (18/3).

“Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender,” kata Anies.

Seperti yang  terjadi pada Pilkada di DKI tahun 2017 lalu, saat itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang agama yang berbeda. Anies Baswedan berpasangan dengan Sandiaga Uno sedangkan Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

Bacaan Lainnya

“Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama,” jelas Anies.

Untuk itu penting bagi tiap calon yang bersaing dalam pemilu memiliki kedewasaan setelah pemilu selesai, ujar Anies.

Dia juga tidak mempermasalahkan jika ada yang tidak menyukai dirinya.

“Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya. It doesn’t matter if you don’t like me, tidak masalah jika anda tidak suka dengan saya. Tapi saya akan selalu mengajak siapapun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan,” ujar Anies. [jbm]

Pos terkait