Barometernews.id | Grobogan, – Dalam momentum halal bihalal Pengurus Cabang Poros Sahabat Nusantara (POSNU) Kabupaten Grobogan melakukan pertemuan terbatas dalam momentum halal bihalal, pertemuan tersebut diadakan diruang terbuka, Jumat (21/05).
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua POSNU Grobogan Tunggul Saka Adiddya atau disapa Adit bersama Harun sebagai Wakil Ketua menyampaikan bahwa semenjak pendirian serta terdaftar resmi di Grobogan, POSNU Grobogan selalu konsisten dalam mengawal isu kesehatan masyarakat. Maka pada rapat koordinasi ini kami meneguhkan kembali rapat kerja di awal yaitu salah satunya terkait kesehatan pesantren dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat serta sanitasi lingkungan pesantren.

Adit bersama pengurus yang rata-rata sebagai santri asal muasalnya meminta untuk melihat kondisi pesantrennya masing-masing untuk menjadi percontohan pesantren sehat dan pembangunan sarana serta prasarana penunjang kesehatan melalui sanitasinya dan pembangunan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) sahabat nusantara dengan edukasi langsung dari dinas kesehatan.
Semenjak awal kami berkoordinasi dengan Dinkes, kami menyampaikan beberapa program dan terkait isu kesehatan pesantren dinkes mensupport kami, maka rapat koordinasi ini untuk menguatkan konsistensi tersebut dan juga terkait langkah-langkah yang harus dihadapi dalam masa pandemi ini.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan bukan saja yang belum terkena yang sudah divaksinpun masih rentan terhadap penularan virus, PHBS dianggap mampu menekan penyebaran atau penularan Covid-19, mulai dari menjaga asupan gizi seimbang, mengkonsumsi cukup air putih,menjaga pola tidur, mengelola stress dengan melalukan ekstrakulikuler dan aktivitas gerak, dan rutin berolahraga serta tentunya selalu mematuhi protokol kesehatan mencuci tangan, menjaga jarak dan juga memakai masker sebagai tambahan dari PHBS.
Dalam kesempatan yang sama Wilda sebagai Ketua Bidang Kemasyarakatan, terkait issue kesehatan pesantren memang minim yang memperhatikanya. Seperti yang saya temui sendiri memang di pesantren sudah ada yang namanya poskestren akan tetapi untuk pelayanannya bukan dari orang yang ahli dalam bidang kesehatan, akan tetapi dari pengurus pondok sendiri. mirisnya lagi jika pesantren tersebut tidak menjalin kerjasama dengan lembaga kesehatan, untuk pengobatan santri relatif tinggi, apalagi pesantren belum ada yang namanya jaminan kesehatan seperti BPJS, dan lain-lain. Jadi menurut saya program ini sangat menarik untuk di jalankan di posnu.
Adit menambahkan, Peran teman sebaya sesama santri sangat penting dalam menciptakan kepeloporan sebagai santri tangguh dan dalam mempersiapkan santri agar bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, baik didalam pondok maupun diluar pondok.
Saat ini kami sedang membantu mengajukat tujuh pondok pesantren untuk direnovasi, terutama asrama, mudah-mudahan bisa segera direalisasikan. Setelah itu kami juga berupaya agar tempat wudhu dan MCK agar diperbaiki karena penunjang dari PHBS itu sendiri menjadi Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat dimulai dari Pondok. [TSA]