Oleh : DR. Basuki Ranto
Dosen Pascasarjana STIE Mulia Pratama
Komponen ketiga dalam HRM Trends 2023 adalah Role Model CHRO dan panutan Bagi Karyawan (The Envolving Role CHRO) . Chief Human Resource Officer (CHRO) adalah Pemimpin yang membidangi Sumber Daya Manusia yang mengelola keseluruhan HR yang selanjutnya akan disebut Pemimpin saja. Pemimpin itu terlibat dalam organisasi perusahaan sehingga mampu menjalankan fungsinya masing-masing secara optimal, effektif dan effisien.
Dilansir dari LinovHR menjadi pimpinan dalam HR suatu organisasi atau perusahaan merupakan tanggung jawab yang besar. Seorang pimpinan sudah seharusnya dapat menjadi leader serta menjadi panutan yang baik untuk karyawannya.
Jika seorang pimpinan atau leader dalam suatu perusahaan ingin mengubah perusahaannya menjadi ke arah yang lebih baik, perubahan tersebut harus dimulai dari dirinya sendiri. Seorang pemimpin harus berubah terlebih dahulu untuk dapat mengubah tim (yang dipimpin) atau perusahaannya ke arah yang lebih baik.
Bagaimana seharusnya sebagai seorang pemimpin menjadi role model CHRO atau kepemimpinan yang baik untuk karyawan dilingkungan kerja. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian seorang pemimpin agar bisa dijadikan role model dan panutan bagi karyawannya.
Sehingga dapat dikatakan jika role model kepemimpian adalah pimpinan yang dapat dijadikan panutan oleh karyawannya. Seorang panutan akan menjadi panutan bukan hanya dari cara kerja, namun termasuk didalamnya pola pikir yang baik, caranya memimpin, bahkan sampai kesehariannya bisa dijadikan panutan.
Apa yang Dimaksud Role Model Kepemimpinan?
Dalam bahasa Indonesia, role model adalah panutan. Menurut KBBI, panutan berarti teladan. Jika dalam suatu perusahaan individu yang biasanya akan dijadikan panutan oleh karyawan adalah leader-nya atau pemimpinnya. Baik itu pimpinan tim, pimpinan divisi, maupun pimpinan secara keseluruhan.
Leadership yang merupakan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin. Jadi dapat dikatakan jika role model kepemimpian adalah pimpinan yang dapat dijadikan panutan oleh karyawannya.
Seorang panutan akan menjadi panutan bukan hanya dari cara kerja, namun termasuk didalamnya pola pikir yang baik, caranya memimpin, bahkan sampai kesehariannya bisa dijadikan panutan. Seorang pemimpin dan panutan biasanya berpengaruh besar bagi organisasi maupun perusahaan yang ia pimpin.
Mengapa Seorang Pemimpin Butuh Menjadi Seorang Role Model?
Setelah mengetahui apa itu role model, sebaiknya juga perlu tahu bahwa menjadi seorang role model kepemimpinan bukanlah perkara yang mudah. Pemimpin tidak akan secara langsung atau serta merta menjadi panutan dan baik dalam kepemimpinan. Namun, pemimpin harus dapat menjadi panutan bagi karyawan yang menjadi bagian dalam organisasi perusahaan. Saat ini, dalam dunia kerja yang semuanya serba cepat, kemajuan teknologi yang semakin pesat menuntut kerja yang baik.
Jika dalam pekerjaan yang dilakukan, Anda tidak memiliki pemimpin yang baik dan dapat dijadikan panutan, tentu tim akan kehilangan arah. Leadership dan role model kepemimpinan bukan hanya tentang kesuksesan namun bagaimana caranya role model leader dapat empowering the team.
Perilaku seorang pemimpin mau tidak mau akan dijadikan contoh panutan oleh karyawan dan timnya. Jika Anda memberikan contoh yang tidak baik bagi karyawan, maka bukan tidak mungkin pekerjaan akan terhambat dan terjadi konflik di perusahaan. Oleh karena itu, sebisa mungkin jadilah panutan untuk tim dan karyawan.
Jika menjadi pemimpin yang juga berperan sebagai role model, kesuksesan tim yang dipimpin akan lebih besar.
Sebagai pemimpin, menjadi panutan bagi karyawan akan membantu tim juga organisasi atau perusahaan
berkembang dengan lebih baik.
Cara Menjadi Role Model yang Baik
Bagaimana menjadi panutan yang baik? Seperti yang sudah dijelaskan, menjadi role model leader bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Banyak proses yang harus dilewati sebelum menjadi panutan yang baik.
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:
(1) Pahami Kondisi Karyawan
Berpikirlah bahwa tim dan karyawan Anda adalah aset yang berharga. Sebagai pemimpin dan role model yang baik, harus mengenal dan memahami bagaimana kondisi karyawan yang diipimpin. Sering ngobrol dengan mereka dan tunjukan respek kepada karyawan dilingkungan kerja.
(2) Tawarkan Dukungan dan Dorongan
Sebagai pemimpin juga role model yang baik, pemimpin harus peka terhadap keadaan tim juga karyawan. Berikan dukungan juga dorongan terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
(3) Ciptakan Waktu untuk Karyawan
Komunikasi yang efektif antara karyawan dan pimpinan akan membantu Anda menjadi panutan yang baik.
Bukan rahasia lagi jika komunikasi yang tidak baik antara karyawan dan pimpinan dapat menjadi masalah besar. Sehingga sangat penting untuk membina komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawannya.
(4) Bangun Kepercayaan Karyawan
Sebagai panutan dan pimpinan harus menunjukkan bahwa pemimpin dapat dipercaya. Kepercayaan dari karyawan bukan perkara yang mudah dilakukan, sehingga perlu dipikirkan dengan baik.
(5) Bertingkah Laku Positif
Melakukan tindakan dan berperilaku yang positif bukan berarti pemimpin tidak boleh memiliki bad day atau harus selalu siap sedia. Namun, sebagai pemimpin harus memiliki perilaku dan sikap yang positif agar dapat dijadikan contoh tim serta karyawan perusahaan.
(6) Tunjukan Integritas Sebagai Pemimpin
Leader dan role model yang baik akan membuat keputusan untuk kemajuan perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk dirinya sendiri. Karyawan akan menghormati pemimpin yang benar-benar peduli dengan kemajuan perusahaan dan mereka yang bekerja di dalamnya.
(7) Self Aware
Untuk menjadi role model dan pimpinan, harus menerima ide-ide baru dari tim dan karyawan serta berpikiran terbuka dan tetap memiliki kemauan untuk belajar. Jangan sampai karena pemimpin merupakan pimpinan dan panutan, akan menjadi fixed mindset dan tidak terbuka menerima hal-hal juga ide baru.
Keterlibatan Karyawan
Employee engagement atau keterlibatan karyawan adalah pendekatan dari perusahaan yang menghadirkan kondisi yang tepat bagi semua karyawan untuk memberikan yang terbaik, berkomitmen pada tujuan dan nilai-nilai perusahaan, dan termotivasi untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan, namun tetap seimbang dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan itu sendiri.
Karyawan yang puas belum tentu memiliki keterlibatan dalam perusahaan. Sehingga keterlibatan karyawan dianggap sama sekali berbeda dengan kepuasan karyawan. Karyawan bisa saja bekerja dengan rajin dan tekun, tetapi tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan perusahaan.
Setelah mengetahui pengertian secara umum, ada baiknya Anda juga mengetahui pengertian keterlibatan karyawan menurut para ahli.
Hughes and Rog (2008) : Employee engagement adalah hubungan emosional dan intelektual yang dimiliki oleh karyawan terhadap perannya, perusahaan, manajer, atau rekan kerja yang memberikan pengaruh untuk menambah upaya diskresi dalam pekerjaannya.
North (2005) : Employee engagement adalah antusiasme karyawan yang terbentuk karena merasa terlibat dalam bekerja, yang terjadi karena karyawan mengarahkan energinya untuk bekerja yang selaras dengan prioritas strategi perusahaan, dan memberikan dampak positif bagi perusahaan, yaitu meningkatkan revenue.
Pentingnya Employee Engagement
Keterlibatan karyawan penting dalam menuju keberhasilan organisasi, mengingat bahwa tanpa melibatkan karyawan terbaiknya tidak mungkin bisa mencapai kinerja terbaik pula.
Komitmen emosional yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan tentu dianggap penting, baik bagi karyawan, maupun bagi perusahaan. Apalagi karyawan yang berkomitmen penuh untuk pekerjaan mereka selalu terlihat lebih bahagia. Peran yang membuat karyawan semangat bekerja ini lebih dari sekedar gaji atau dedikasi terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa hal penting yang diperoleh ketika karyawan di perusahaannya memiliki keterlibatan emosional yang besar terhadap visi-misi perusahaan.
Ada Rasa Tanggungjawab
Ada rasa tanggung jawab yang muncul karena merasa bahwa karyawan dipercaya dan dihargai atas keberadaannya dalam perusahaan, saat diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Pencapaian keberhasilan dan kesuksesan akan mengarahkan karyawan pada tanggung jawab yang lebih besar.
Bertumbuhnya Kreativitas dan Inovasi
Karyawan termotivasi secara alamiah untuk menunjukkan kinerja terbaik yang dimiliki dengan adanya kepercayaan yang diberikan perusahaan melalui employee engagement dalam pengambilan keputusan.
Terdorong kreativitas dan inovasi yang semakin berkembang ketika karyawan memaksimalkan kompetensi mereka. Saat hal itu terjadi, secara tak langsung karyawan sedang menciptakan improvement untuk kemajuan perusahaan.
Tumbuhnya Keinginan untuk Memberikan yang Terbaik
Meningkatnya kekuatan untuk peningkatan diri yang dapat menciptakan performa unggul ketika perusahaan memberikan kepercayaan karena rasa bangga terhadap karyawannya yang senantiasa berpartisipasi aktif melalui berbagai tugas, pekerjaan, maupun kegiatan yang difasilitasi oleh perusahaan.
Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan
Sering berinteraksi dengan konsumen secara langsung dan intens adalah karyawan. Karena karyawan merupakan garda terdepan dalam berhubungan dengan konsumen. Untuk menentukan strategi yang harus dilakukan guna meningkatkan kepuasan konsumen dan hal itu melibatkan karyawan, maka keputusan tersebut dipercaya mampu meningkatkan perusahaan karena adanya keterlibatan kerja karyawan.
Kesimpulan
Dari beberapa uraian baik yang terkait dengan Role Model CHRO dan sebagai panutan karyawan maupun keterlibatan dalam organisasi perusahaan, maka dapat diambil konklusi sebagai berikut:
Pertama : Dalam Trends HR 2023 komponen pemimpin dalam hal ini CHRO sebagai Role Model dan sekaligus sebagai panutan bagi karyawan menjadi bagian penting untuk bisa diperankan dengan optimal.
Kedua : CHRO selaku pemimpin harus mampu berperan dan menjadi contoh baik dalam perilaku sebagai pemimpin maupun tanggung jawab yang diemban, sehingga menjadi panutan yang mumpuni bagi karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta kinerja yang dihasilkan melalui CHRO sebagai role model dan panutan bagi yang dipimpin dalam hal ini karyawan.
Ketiga : Untuk menjadi Role Model seorang Pemimpin (CHRO) diperlukan serangkaian kriteria diantaranya : perlu memahami kondisi karyawan, perlu dukungan stimulus, komunikasi yang baik, integritas dan sikap moral yang baik, berperilaku positif, membangun kepercayaan dan self awarness .
Keempat : Keterlibatan karyawan (employee engagement) dengan menghadirkan karyawan untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi perusahaan, berkomitmen dan memberikan kontribusi yang maksimal serta memiliki rasa sence of belonging terhadap perusahaan.
Kelima : Menjadikan karyawan sebagai bagian dari aset perusahaan sehingga diperlukan people development dalam bentuk peningkatan knowledge untuk terus memunculkan inovasi dan kreatifitas untuk menghasilkan nilai (creating value) dalam pertumbuhan dan penguatan industri dan arifisial value.
Referensi: http://www.linovHr.com
(22122022@bas) [jbm]