Oleh Taju Banba *
Putaran waktu tidak mau untuk berhenti, walau aku mampu membayarnya dengan mata uang dunia.
Aku ingin kembali, memandang jauh ke belakang, karena disana terpampang warna hitam yang begitu pekat, ya hitam pekat yang membatasi jarang pandang.
Lorong yang kupilih memang penuh rintangan, berliku dan curam, dan aku sadar akan semua itu.
Dan kini, aku tersesat dilorong gelap tersebut, tanpa kawan, atau lampu penerang.
Dan kau yang kuharapkan saat ini ada disini menemaniku, juga berniat meninggalkanku, bukan dengan kata, tapi dengan sikap yang kau tunjukkan.
Dan kau selalu melarangku untuk bercita cita, berharap dan bercerita tentang keinginan masa depan.
Bullsyit… katamu tentang semua itu.
Namun…
Aku tetap dengan keyakinanku.
Karena aku yakin di setiap lorong gelap itu, akan ada cahaya.
*) Penulis adalah Kontributor Barometernews.id Aceh Utara dan Jubir Pemekaran CDOB Aceh Malaka