Total Kesejahteraan (Wellbeing) dalam HR Trends

Foto Dokumentasi

Oleh: DR. Basuki Ranto

Dosen Pascasarjana STIE Mulia Pratama

Bacaan Lainnya

PANDEMI Covid 19 sampai hari ini memang belum bisa diprediksi (unpredictable) sampai kapan akan berakhir atau mungkin sudah melampaui kapasitas (overloading) untuk dapat menghadapi dan mampu bertahan. Bahkan akhir-akhir ini berdasarkan kabar dari Satgas Covid terjadi perkembangan dengan masuknya variance baru yang sudah menyebar di Singapura dan sudah masuk ke Indonesia yaitu varian baru tersebut adalah XBB, XBB.1, dan BQ.1. Tiga varian baru itu sudah masuk ke Indonesia. Subvarian Omicron XBB dan XBB.1.

Bahkan diberitakan Covid 19 sekarang ngegas lagi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyebut kasus COVID-19 di DKI Jakarta bahkan sudah berada di level 3 menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dikutip dari laman corona.jakarta.go.id, tercatat tujuh zona ‘merah’ Covid 19 atau daerah dengan risiko tinggi penularan virus berdasarkan periode 7-13 bulan Nopember 2022

Situasi ini beresiko muncul stres, cemas, tidak bahagia, tidak sejahtera, dan sakit secara fisik karena imunitas tubuh juga mengalami penurunan, sehingga diperlukan total kesejahteraan karyawan dengan apa yang disebut dengan total employee wellbeing yang merupakan salah satu komponen dalam Human Recouce (HR) Trends 2023 yang juga harus diantisipasi.

Total Kesejahteraan Pegawai (Total Employment Wellbeing)

Sebagaimana telah dirilis Human Resource Academy  tentang Human Resouces Trend 2023 dengan sebelas elemen satu diantaranya adalah “ A Focus of  Total wellbeing” yang menjadi bagian dari focus untuk memberikan serangkaian kesejahteraan kepada pegawai baik individual maupun secara korporasi.

Pegawai pasti mendambakan kondisi yang sehat baik fisik maupun mentalnya seperti rasa bahagia dan sejahtera melalui berbagai usaha untuk dapat mewujudkannya. Kesehatan mental perlu dianggap sama pentingnya seperti kesehatan fisik karena akan mempengaruhi dalam menyadari potensi dirinya, mengatasi tekanan/tantangan hidup, cara berpikir, berelasi dengan orang lain sehingga dapat melakukan aktivitas kehidupan secara produktif di tengah masyarakat.

Dilansir dari Blog seputar bisnis dan human resource yang dimaksud Total kesejahteraan karyawan (Total Employee wellbeing), adalah kondisi dimana karyawan merasa terpenuhi seluruh kebutuhannya atau dengan kata lain keseluruhan kesejahteraan yang bisa dinikmati okeh karyawan. Tentu saja kebutuhan yang dimaksud disini tidak hanya secara finansial. Cakupan dari total  employee wellbeing termasuk:

(1) Kesehatan fisik (Physical Health)

(2) Kesehatan mental (Emotional Health)

(3) Kesejahteraan psikologis (Psychological Wellbeing)

(4) Hubungan sosial (Social Relationships) &

(5) Stabilitas keuangan (Financial Stability).

(6) Kesejahteraan Lingkungan (Environmental Wellbeing)

(7) Akupansi (Accoupation Wellbeing)

Selanjutnya cakupan total wellbeing dapat digambarkan dalam matrik berikut ini :

Sumber: Blog seputar bisnis dan human resource

Mempertimbangkan employee wellbeing berarti memikirkan apa saja yang kira-kira dibutuhkan oleh karyawan agar mereka bisa memberikan yang terbaik saat bekerja. Sebagai contoh, perhatikan beban kerja karyawan sehingga tidak menimbulkan stress yang berat pada karyawan, atau adakan konseling untuk menjaga kesehatan mental karyawan.

American Psychological Association (APA) mendefinisikan well-being sebagai keadaan yang memiliki rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental serta menjaga kualitas hidup yang baik. Individu yang memiliki well-being tinggi menjaga kesehatan mental dan fisik agar mampu mengatasi tantangan, mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya. Well-being berkaitan dengan positive mental health juga sebagai berfungsinya secara optimal aspek fisik, sosio emosional, spiritual, kognitif yang sangat dipengaruhi oleh konteks sosial budaya dimana individu hidup, bekerja, dan melakukan kegiatan sehari-hari. Well-being merupakan keadaan yang terbentuk dari pengalaman, fungsi individu yang optimal dan merupakan outcomes melalui sebuah proses kerja keras dan usaha dalam mewujudkannya.

Di Indonesia terdapat penelitian indigenous untuk mengkaji fenomena well-being namun dalam konteks masyarakat setempat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebahagiaan dikonstruksikan masyarakat Indonesia sebagai rasa kekeluargaan, prestasi/pencapaian diri, relasi sosial, dan kebutuhan spiritual sebagai nilai yang harmoni/kerukunan dengan lingkungan sosial (Anggoro & Widhiarso, 2010).

Harvard Business Review (Oct.12.2021)menyebut terdapat tujuh strategi untuk meningkat well-being (7 Strategies to Improve Your Employees’ Health and Well-Being) yaitu:

(1) Give workers more control over how they do their work. Hal ini mengandung maksud bahwa pekerja harus diberikan kontrol lebih tentang bagaiamana dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

(12) Allow employees more flexibility about when and where they work. Hal ini dimaksudkan agar karyawan diberikan flexibilitas dalam melaksanakan pekerjaan baik dirumah, dikantor, di cafe atau dimana saja dia mau sebagai mana kecenderungan yang akan terjadi yaitu bekerja dari mana saja ( Work From Anywhere = WFA) yangmerupakan pengembangan dari Hybrid work.

(3) Increase the stability of workers’ schedules. Adalah dimaksudkan agar terjadi peningkatan fleksibilitas dalam jadual pekerjaan.

(4) Provide employees with opportunities to identify and solve workplace problems. Hal ini dimaksudkan  untuk meningkatkan kemampuan pegawai melalui mendapatkan kesempatan untuk mengindentifikasi penyelesaian masalah.

(5) Keep your organization adequately staffed, so workloads are reasonable. Hal ini mengandung maksud agar mampu menjaga organisasi terhadap kekuatan staf sejauh mana keberalasan tentang beban kerja.

(6) Encourage managers in your organization to support employees’ personal needs. Dimaksudkan untuk mendorong para manajer di lingkungan organisasi guna mendukung kebutuhan personal para pegawai.

(7) Take steps to foster a sense of social belonging among employees. Dimaksudkan agar ada tahapan untuk secara cepat memiliki jiwa sosial para pegawai.

Konklusi

Dari beberapa uraian sebagaimana disampaikan dalam uraian sebelumnya, maka dapat dikonklusikan sebagai berikut:

Pertama : Total kesejahteraan pegawai (total wellbeing employee) merupakan serangkaian kesejahteraan yang ditunggu akibat pola kerja hybrid dan dampak Covid 19.

Kedua : Terdapat tujuh cakupan wellbeing yang menjadi bagian harian dipenuhi dalam HR trends 2023 secara komprehensif tidak boleh sepotong atau sebagian-sebagian.

Ketiga : Diperlukan strategi dalam meningkatkan wellbeing, agar kesejahteraan total betul dirasakan bagi para pegawai ditengah pola kerja remote & hybrid work menuju bekerja dimana tempat (WFA).

Keempat : Pegawai harus senantiasa meningkatkan kompetensi dalam penggunaan tehnologi dalam melaksanakan WFA work, mengingat perkembangan teknologi yang makin pesat di era digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0

Kelima : Perlu dijaga komitmen organisasi, para manajer untuk mendukung total wellbeing yang sangat ditunggu oleh HR. (14112022@br)

Sumber:

https://www.forbes.com/sites/jeannemeister/2022/01/05/top-ten-hr-trends-for-the-2022-workplace/?sh=37dda2283006

https://www.oak.com/blog/employee-wellbeing/

https://blog.smarp.com/employee-wellbeing-definition-importance-best-practice

https://bkpsdm.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/employee-well-being-sebagai-karir-puncak-bagi-seorang-pegawai-53

[jbm]

Pos terkait