Umat Terbaik Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Foto Ilustrasi

Oleh : Abdurrahman Misno BP

 Syukur kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keniscayaan, ia menjadi tanda bagi keimanan seseorang. Tentu saja syukur yang diawali dengan keyakinan dalam hati, bahwasanya seluruh nikmat yang ada adalah karuniaNya. Kemudian ucapan dengan lisan yaitu Alhamdulillah serta amal dengan anggota badan.

Bacaan Lainnya

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam, habibana wa nabiyyana Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, kepada seluruh ahli baitnya para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.

Umat Islam Umat Terbaik

Salah satu dari rukun iman yang sama-sama kita yakini adalah iman dengan kitab Allah Ta’ala, yaitu Al-Qur’an. Sehingga semua yang ada di dalam Al-Qur’an adalah benar adanya, laa raiba fiiha (tidak ada keraguan di dalamnya). Salah satu dari ayat yang ada di dalam Al-Quran adalah mengenai firman Allah Ta’ala bahwasanya umat Islam adalah umat terbaik di muka bumi ini. Allah Ta’ala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. QS. Ali Imran: 110.

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwasanya Allah telah menyifati umat Islam sebagai umat terbaik yang dihadirkan untuk membawa rahmat bagi seluruh manusia. Maka, mereka adalah umat yang selalu mengajak kepada kebaikan menjadi pioner dalam setiap kebajikan di muka bumi ini dan selalu mencegah dari segala hal yang akan merusak tatanan semesta.

Sebagai umat terbaik tentu kita haruslah melakukan yang terbaik, dengan cara terbaik dan fokus pada tujuan utama terbaik yaitu beribadah kepada Yang Maha Baik.

Melakukan yang Terbaik

Melakukan yang terbaik bermakna sesuai dengan Syariah Allah Ta’ala, baik dalam aqidah, ibadah dan muamalah. Standar kebaikan adalah apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan juga As-Sunnah dengan pemahaman aimmah. Segala kebaikan telah diajarkan oleh Allah Ta’ala dan juga rasulNya, sehingga semua kebaikan yang berkaitan dengan amal manusia sudah sangat jelas.

Melakukan yang terbaik dalam aqidah berarti meyakini akan rububiyah Allah Ta’ala, mengesakanNya sebagai satu-satunya Ilah (sesembahan) dan meyakini bahwasanya Ia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang agung. Melakukan yang terbaik dalam ibadah bermakna beribadah kepada Allah Ta’ala atas dasar dari petunjuk RasulNya yang mulia, tidak menyelisihi sunnahnya dan menggigitnya dengan gigi geraham. Melakukan yang terbaik dalam muamalah berarti aktifitas muamalah yang kita lakukan haruslah didasarkan kepada nilai-nilai syariah, dalam pekerjaan kita, perdagangan kita, politik kita, budaya kita haruslah didasarkan kepada nilai-nilai syariah.

Cara Terbaik dalam Beraktifitas

Maknanya melakukan segala aktifitas dengan prosedur yang benar, jika setiap pekerjaan kita selalu ada standar operational procedure (SOP), demikian pula dalam kita beragama. Cara terbaik dalam beragama adalah dengan tunduk patuh atas syariah Allah Ta’ala, tidak boleh menyelisihi aturannya. Hal ini sebagaimana firmanNya:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. QS. Al-Ahzab: 36.

Apa jadinya jika sebuah pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan SOP atau prosedur? Tentu saja yang terjadi adalah kerusakan dan berefek negatif terhadap sistem kerja yang sudah berjalan dengan baik.

Tujuan Terbaik yaitu Dzat Yang Maha Baik

Tujuan utama dari seluruh aktifitas yang dilakukan oleh hamba adalah menyembahNya, sehingga kemudian tujuan ini menjadi awal dan akhir dari segala kegiatan. Keridahaan Allah Ta’ala dengan JannahNya adalah tujuan bagi setiap muslim, maka perbaiki kembali ketika ada godaan yang memalingkan dari jalan ini.

Umat Islam dan Revolusi Indutri 4.0 dan Society 5.0

Sebagai umat terbaik tentu saja kita selalu siap dengan perubahan yang ada, kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi dengan Industrial Revolution 4.0 tentu adalah fenomena yang harus dihadapi oleh umat Islam.

Permasalahannya, di tengah keterpurukan umat Islam saat ini masihkan kita bisa menghadapi era ini? atau hanya akan menjadi penonton bahkan bangsa jajahan dari bangsa lain? Maka optimis bagi umat Islam adalah sebuah keniscayaan, karena Allah Ta’ala telah memberikan garansi bahwasanya umat Islam adalah umat terbaik, maka yakinlah.

Keyakinan yang kemudian dilanjutkan dengan aksi nyata, berkarya dan terus berkontribusi sesuai dengan keahlian masing-masingnya.

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ

Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula)…. QS. Az-Zumar: 39.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. QS. Fushilat: 105.

Society 5.0 sebagai gagasan yang muncul dari peradaban manusia, memberikan ruang bagi umat Islam untuk kembali muhasabah diri bahwa kemajuan tekhnologi tidaklah memiliki makna apabila dikuasai oleh orang-orang yang tidak yakin dengan Allah yang Maha Esa. []

Pos terkait