Barometernews.id | Kota Langsa, – Menindaklanjuti banyak keluhan masyarakat terkait bengkaknya rekening listrik, Walikota Langsa Usman Abdullah, SE mendatangi PLN Cabang Langsa (05/04).
Kedatangan Walikota disambut Manajer PLN UP3 Langsa, Hariadi Fitrianto. Dalam kesempatan itu Walikota mempertanyakan mengapa ada kenaikan rekening listrik yang dibayar masyarakat.
“Masyarakat banyak yang mengeluh atas kebijakan tersebut, sehingga warga banyak protes melalui media sosial FB” Ujar Toke Suum.
Menurut Walikota, PLN harus memberi penjelasan agar masyarakat tidak resah ditengah wabah corona mendera negara kita ini. Idealnya pihak PLN harus mengetahui kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang sedang dalam keadaan sulit akibat wabah ini.
Selanjutnya, yang masyarakat tahu saat wabah ini mendera pemerintah pusat menyebutkan akan memberi subsidi listrik untuk masyarakat, namun alangkah terkejutnya jika mengetahui membengkak rekening saat membayar pada bulan ini.
Sekali lagi kami berharap agar PLN dapat memberi penjelasan kepada masyarakat, agar mareka tidak resah. Walikota menambahkan mari sama-sama kita jaga keamanan agar kondusif di Kota Langsa.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Langsa, Hariadi Fitrianto, mengatakan PLN sangat paham menanggapi banyaknya pertanyaan masyarakat soal kenaikan tagihan tarif listrik dalam bulan ini. Namun dapat kami jelaskan bahwa tidak ada kebijakan tarif listrik naik.
Selanjutnya, Hariadi Fitrianto menyebutkan bahwa alasan tagihan tarif listrik meningkat itu karena banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah sehubungan kebijakan dirumah saja.
“Kami memahami di tengah pandemi ini, kebutuhan masyarakat akan listrik bertambah. Peningkatan penggunaan listrik sangat wajar terjadi dengan banyaknya aktivitas di rumah,” Ujarnya.
Oleh karena itu, peningkatan tagihan rekening listrik pada pelanggan rumah tangga lebih karena meningkatnya penggunaan listrik masyarakat akibat adanya pandemi virus Corona yang membuat masyarakat banyak melakukan aktivitas di rumah.
Selain itu, pihak PLN siap kroscek KWH yang sebenarnya, dan kalau ada kesalahan kita akan perbaiki. Konon lagi pada dua bulan lalu kita tidak mencatat meter, jadi hanya ambil rata-rata sehingga masyarakat saat membayar merasa murah.
“Jadi dua bulan lalu kita tidak catat meteran, namun masyarakat membayar rekening dengan kita ambil rata-rata,” Ujar Hariadi. [DS]