Barometernews.id | Langsa, – Puluhan warga Kota Langsa mendatangi Kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Langsa akibat melonjaknya tagihan listrik (04/05).
Warga yang didominasi oleh ibu-ibu tersebut mendatangi Kantor ULP PLN Langsa Kota sekitar pukul 09.30 WIB. Kedatangan mereka karena tidak terima tagihan listrik yang melonjak mencapai 100 persen.
Salah seorang pelanggan, Intan, menuturkan, dirinya pada bulan April pemakaian Maret biaya rekeningnya sebesar Rp850 ribu, tapi kini pada Mei pemakaian April melonjak drastis menjadi sebesar Rp1.585.000.
“Pemakaian listrik biasa saja, tidak ada buat kegiatan atau pun penambahan alat-alat elektronik, tapi kenapa biaya tagihan listrik terlalu tinggi,” Ujarnya kesal.
Hal senada juga disampaikan Samsul. Menurutnya, kenaikan tagihan listrik bulan Mei pemakaian April ada yang aneh, karena tagihannya dinilai tidak logis.
Kata Samsul, tagihan listrik di rumahnya untuk bulan Mei dari yang biasa sekitar Rp 400 ribu kini menjadi Rp700 ribu. Padahal, pemakaian listrik itu hanya untuk satu unit air conditioner (AC), sedangkan untuk alat-alat elektronik lainnya dia menggunakan meteran lain.
“Untuk meteran yang lain itu, tagihan listriknya juga naik tapi tidak terlalu tinggi yakni dari Rp250 ribu menjadi Rp300 ribu. Saat saya tanya ke PLN, mereka katakan pemakaian dengan tagihan sudah sesuai,” Sebutnya.
“Atas kenaikan ini, saya berharap kepada pemerintah untuk mencari solusi agar tagihan listrik tidak melonjak seperti ini. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi masyarakat semakin terjepit yang disebabkan mewabahnya virus corona,” Harapnya.
Kepala ULP PLN Langsa Kota, Adam Ramanditha didampingi Suvervisor Transaksi Energi, Ridwan Suryalesmana, menegaskan, tidak ada kenaikan tarif listrik. Namun, hal ini disebabkan, pada Maret sudah mulai mewabah virus corona atau Covid -19, sehingga pemakaian listrik sudah mulai banyak dan menyebabkan rekening listrik naik.
Selain itu, katanya, sejak pandemi corona tersebut yaitu pada rekening listrik April pemakaian Maret dilakukan pembacaan meter dengan hitungan rata-rata tiga bulan terakhir yakni Januari, Februari dan Maret.
Sehingga, sambungnya, berdampak pada perhitungan rekening tidak sesuai dengan kondisi meteran di rumah pelanggan, artinya ada pelanggan yang kekurangan bayar terakumulasi ada tagihan rekening bulan Mei berdasarkan stan meter di lapangan setelah pembacaan meteran secara normal kembali,” Pungkasnya. [DS]