Oleh H. Zakaria Anshari H. Cut
Melaporkan dari Yala – Thailand Selatan.
Dalam kesempatan perjalanan ke Thailand kali ini, saya bersama rombongan Grup Seudati Pimpinan Syeh Jamal Cut dari Dewantara, Aceh Utara, Aceh sebagai salah satu anggota penari.
Perjalanan ini saya berserta rombongan akan mengikuti salah satu festival tahunan Melayu yang diadakan di Thailand Selatan, tepatnya di kota Yala, kesempatan ini juga merupakan penghargaan dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Parawisata untuk mewakili keberagaman khasanah budaya Aceh dan Indonesia.
Yala, Kota yang bertetangga dengan Songkhla, Pattani, Narathiwat, dan Satun dibagian Selatan Thailand, Yala juga berbatasan dengan Perak dan Kedah, Malaysia.
Berikut ini, Saya akan bercerita sedikit tentang keindahan dan keunikan Kota Yala sebelum Saya beserta Rombongan Tampil Di Festival yang bertajuk Melayu Days.
Kota Yala Bedekatan Dengan Kota Hat Yai yang merupakan Kota ketiga terbesar Di Thailand setelah Ibukota Bangkok dan kota di Utara Thailand Chiang May.
Provinsi Yala terletak seratus kilometer arah utara Hat Yai dengan nama Ibukota Provinsinya Yala (sebagian besar nama kota di Thailand sama dengan nama Provinsinya)
Kota Yala, yang dihuni oleh 95% Muslim Melayu dan beragama Islam, Kota tanpa embel – embel Syariat ini,namun kehidupannya diisi oleh norma – norma yang sangat Islami.
Provinsi Yala bersama Pattani memiliki sisi kelam yang sama dengan Aceh, daerah yang sepanjang jalan Mulusnya dari Kota Hat Yai sampai Yala dipenuhi oleh pos pos pemeriksaan militer (sama seperti Aceh Kala Konflik)
Namun, jika konflik diukur oleh tingkat pembangunan yang kurang baik, maka pemandangan di provinsi Yala dan Pattani adalah sisi kontrasnya, dimana dalam 10 Tahun terakhir pembangunan berjalan sangat baik, tidak dipengaruhi konflik disana. Jalan – jalan utama yang dua jalur teraspal mulus memghiasi sepanjang provinsi.
Kehidupan homogen antar suku Thai dengan Melayu Muslim berlangsung dengan hangat, Setiap sudut kota terlihat rapi dan bersih, sungguh membuat saya kagum, dan semua ini membuat saya bingung knp konflik ini terjadi?
Pemerintah Thailand khususnya dan Pemerintah Provinsi Yala membuat sebuah gebrakan promosi parawisata yang sungguh Mencengangkan, undangan di sebar ke Negara-Negara jiran untuk dapat hadir dan memeriahkan festival Melayu Day Setiap Tahunnya dengan sangat Meriah dalam sambutan hangat penuh persaudaraan.
Festival Melayu Days pada Tahun 2020 ini merupakan pelaksaan Yang Ke-7, Dalam ajang kali ini negara seperti Malaysia, Indonesia, Brunai Darussalam, Singapore dan Thailand yang merupakan tuan rumah menghadirkan beragam kegiatan seni dan budaya mereka, baik berupa Tarian, Nyayian, maupun Koreografer karakter legenda Melayu.
Pentas yang disediakan sungguh menarik dan aktraktif untuk acara yang berlangsung tahunan ini dan acara kali ini dimulai dari Tanggal 6-9 Februari 2020 dan dibuka serta di hadiri oleh pejabat Pemerintah Thailand, mulai dari utusan Raja Thai, Gubernur provinsi Yala dan Pattani memberi apresiasi yang sangat luar biasa kepada seluruh peserta negeri jiran mereka.
Indonesia diwakili oleh mahasiswa maupun dari sanggar kesenian, baik dari Provinsi Aceh, Padang, Sumatera Selatan, Jambi, dan DKI Jakarta ikut mengirim wakil.
Anggota Tim dari Aceh antara lain:
1. Jamaluddin, SE (Syeh Jamal Cut)
2. Fakhrurrazi H.Cut (Angota DPR Aceh)
3. H. Zakaria Anshari H. Cut
4. Joel Pase (Aneuk Syai)
5. Mukhtar (Aneuk Syai)
6. Muchlisuddin Salsabil
7. Mursyidi
8. Saifuni
9. Jafaruddin Mustafa
10. Kafrawi Rasyid
11. M.Gani
Malam pertama Acara Melayu Day di buka oleh penampilan peserta dari Thailand Selatan yang membawakan tarian khas oleh senior (terdiri dari orang-orang tua) yang melantunkan syair – syair bahasa Melayu dengan sangat bijak dan khitmat, hingga menerima Appluse hangat dari penonton,
Acara berlangsung hingga tengah malam namun tidak membuat penonton beranjak dari kursinya, Selanjutnya tim Seudati Syeh Jamal Cut tiba dan tampil pada malam pertama tersebut,
atraksi yang ditampilkan di panggung dimulai dengan seudati Saleum Aneuk yang membuat penonton bergemuruh dengan iringan tepukan ke perut oleh pemain seudati dan ini membuat suasana semakin menarik hingga selesai penampilan, Aplluase yang luar biasa diterima oleh syeh Jamal Cut dan anggota Tim Seudati.
Penampilan yang memukau dari tim Seudati Syeh Jamal Cut membuat panitia meminta agar Grup Syeh Jamal Cut tampl sekali lagi di malam kedua pembukaan acara Melayu Days.
Lalu dalam memenuhi permintaan panitia, tim melakukan persiapan latihan ringan di siang hari, hingga siap tampil pada jam 7.30 malam kedua di pembukaan Melayu Days.
Panitia memberi kabar agar seluruh tim mempersiapkan diri semaksimal mungkin dan semua kebutuhan penampilan disiapkan panitia dengan sempurna.
Tibalah malam kedua penampilan tim Syeh Jamal Cs, Tim naik kepanggung dengan pembukaan Saleum Aneuk Saman disesi kedua, membuat seluruh pengunjung di Acara Melayu Day berkumpul di depan panggung dan menyaksikan dengan takjub penampilan seudati Syeh Jamal diiringi teriakan dan semangat yang berikan oleh penonton dengan yel-yel Aceh.. .Aceh… Aceh…teriak mereka.
Sebuah apresiasi yang luar biasa dari seluruh pengunjung untuk penampilan Syeh Jamal Cut beserta anggotanya, pujian dan apresiasi tak henti-hentinya diberikan oleh pengunjung sampai mengajak berfoto dan mengobrol tentang tarian seudati sehabis acara,
“Sungguh kehadiran Aceh di acara Melayu Day Tahun ini memberi sebuah hiburan yang tak terbayangkan bagi penduduk Yala khusunya” ujar salah seorang penduduk Yala dalam bahasa Melayu
Alhamdulillah Aceh telah mampu memberi warna dalam mewakili Indonesia di Acara Melayu Day tahun Ini, Terimakasih Yala, Khon Khun Khap (Terima kasih).
Editor : Marzuki H. Ahmad Cut Kruenggeukueh