“Bukan rahasia lagi kalau menjelang pencoblosan ada serangan fajar, politik bagi-bagi duit. Apalagi dari data BPS, 60 persen pendidikan Rakyat Indonesia tidak lulus SMP. Dengan kondisi ini, praktik politik uang marak terjadi di tengah masyarakat yang belum cerdas. Inilah yang jadi tantangan luar biasa bagi partai dan kadernya untuk tak telibat praktik ini,” Ujar Alex.
Kegiatan yang berlangsung secara daring dan luring terbatas itu dihadiri juga oleh Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief, Sekjen PSI Dea Tunggaesti, Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka, Bendahara Umum Suci Mayang Sari, dan Wakil Bendahara Lila Zuhara.
Sementara itu Wawan menjelaskan saat ini PCB terpadu telah diikuti 927 peserta secara luring, 13 ribu lebih peserta bergabung melalui kanal YouTube dan 3 ribu lebih peserta bergabung melalui platform Zoom. Para peserta menerima pembekalan sejumlah materi, di antaranya tentang Penguatan Integritas, Sistem Integritas Partai Politik (SIPP), dan pembahasan pembelajaran mandiri antikorupsi.
KPK mendorong PSI, sebagaimana partai politik lainnya yang telah mengikuti PCB terpadu untuk berkomitmen bahwa kelulusan belajar mandiri secara elektronik antikorupsi untuk sektor politik ini dijadikan prasyarat saat kader ingin menjadi calon legislatif atau calon eksekutif.
“Saya berharap dari kaum muda akan mundul anggota-anggota DPRD, DPR dan kepala daerah yang muda, cerdas dan berintegritas yang berkontibusi dalam perpolitikan di Indonesia,” Ujar Wawan di depan 69 kader PSI yang hadir secara luring. [BHM-KPK RI]