30 Paguyuban Tergabung Dalam Pendeklarasian Paguyuban Kuda Kepang Pasbar

Foto Dok. Tokoh Pasbar, Baharuddin R foto bersama dengan beberapa anggota paguyuban

Barometernews.id | Pasbar, – 30 Paguyuban Tergabung Dalam Pendeklarasian Paguyuban Kuda Kepang Pasbar, hal itu terungkap saat dideklarasikannya Paguyuban Kuda Kepang Pasaman Barat yang dilaksanakan di Latifa Center pada Sabtu (17/9).

Foto Dok. Tokoh sesepuh Paguyuban kuda kepang

Pada kesempatan tersebut, Ketua Paguyuban Kuda Kepang Pasaman Barat, Asmui Toha menyampaikan, ini merupakan langkah awal dalam menyatukan berbagai seni budaya yang ada di Pasaman Barat.

Bacaan Lainnya

Asmui Toha menyampaikan ada sebanyak 30 paguyuban yang tergabung dalam pendeklarasian Paguyuban Kuda Kepang Pasaman Barat yang berlangsung cukup meriah di Kompleks Latifa siang itu.

“Saya dipercaya menjadi ketua, sedangkan untuk pembina, langsung diamanahkan kepada Kepala Dinas Pariwisata Pasbar, yaitu Bapak Decky H Saputra. adapun 30 paguyuban yang hadir hari ini tersebar di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Ranah Batahan, kecamatan Koto Balingka, kecamatan Luhak Nan Duo, dan kecamatan Kinali, serta kecamatan Sei Aur termasuk kecamatan Pasaman,” terang Asmui.

Menurut Asmui, kegiatan mengumpulkan dan menghadirkan hampir seluruh kelompok kuda kepang yang ada di Pasaman Barat baru kali ini dilakukan, kebetulan semua kelompok tersebut berada di daerah transmigrasi.

Ditambahkannya, selain kehadiran seluruh anggota paguyuban yang didampingi sesepuh tokoh budaya Jawa, apa lagi terlihat hadir Kepala Dinas Parawisata Pasbar, ia juga sangat bergembira dan bangga, sebab acara deklarasi hari ini menjadi istimewah dengan hadirnya Tokoh Pasaman Barat yang tak asing lagi, yaitu mantan Bupati dua periode, Bapak Baharuddin R yang juga sebagai sesepuh Pasbar yang telah malang melintang berbuat untuk Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

“Sejak adanya kabupaten ini, belum pernah yang namanya kelompok paguyuban kuda kepang di kumpulkan secara resmi oleh pemerintah untuk bicara terkait seni dan budaya yang ada di Pasaman Barat,” ungkapnya.

Foto Dok. Asmui di tengah paguyuban Kuda Kepang

Asmui mengaku, memang seni budaya kuda kepang merupakan seni budaya yang ada dari saudara kita di Pulau Jawa, namun ia menegaskan suku jawa yang ada di Pasbar sekarang, bukan lagi orang perantau tetapi asli warga Pasaman Barat.

“Kami lahir di Pasaman Barat, kami bukan orang perantau, bahkan kakek-nenek kami, sudah ada di daerah ini sebelum negara kita merdeka. Terimakasih, kami telah dikumpulkan pada hari ini, kami sangat terharu,”ujarnya.

Diterangkan Asmui, seni budaya kuda kepang merupakan seni budaya yang kompak, sebab satu paguyuban kuda kepang beranggotan 30 sampai 50 orang, apa lagi di Pasaman Barat ini sudah ada paguyuban yang berdiri selama 40 tahun.

Menurutnya, paguyuban-paguyuban yang ada selama ini, biasanya hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat, dan hanya dikunjungi ketika ada kebutuhan politik atau untuk mendulang suara sesaat yang kemudian diberi janji-janji kosong, setelah itu dilupakan.

“Jangan kita mau diperalat lagi untuk menjadi ban serap dalam politik. Saya minta kepada ketua-ketua kelompok paguyuban yang tersebar di kecamatan yang ada di Pasbar, berani untuk menolak. Paguyuban Kuda kepang tidak bermain politik, tetapi bisa menentukan arah politik,” jelasnya.

Asmui menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak, khususnya kepada Kepala Dinas Pariwisata Pasbar, Decky H. Sahputra yang telah berkenan membuka kran persatuan melalui ada nya deklarasi bersama ini, untuk kemajuan dan pembangunan Pasbar melalui Seni dan budaya.

Ia berharap, semoga paguyuban kuda kepang yang ada di Pasaman Barat bisa bersatu dalam satu wadah, agar tidak bisa dimanfaatkan lagi demi kepentingan politik atau lainnya, kecuali untuk kepentingan kemajuan bersama membangun Kabupaten Pasaman Barat ke arah yang lebih baik lagi. [Zoelnasti]

Pos terkait