Oleh Bustami, S.P., M.P.
Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DP2KP) khususnya Penyuluh Pertanian terus berupaya untuk mengoptimalkan lahan pekarangan yang ada di Kota Banda Aceh untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Salah satunya melalui generasi muda atau yang lebih dikenal dengan generasi milenial. Termasuk kolaborasi antara penyuluh pemerintah (PNS atau THL TBPP) dengan Akademisi Universitas Abulyatama Aceh dan melibatkan mahasiswa kian kuat dalam mensejahterakan petani muda.
Tugas penyuluh bukan hanya mentransfer teknologi kepada petani saja tetapi juga menggerakkan generasi muda untuk lebih tertarik terhadap dunia pertanian.
Dewasa ini, ketertarikan generasi muda terhadap pertanian sudah memulai surut, disebabkan oleh banyak hal, salah satunya minimnya sosialisasi dan publikasi ke media.
Objek kegiatan kali ini difokuskan kepada Santri Pondok Pesantren Babunnajah Gampong Doy Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, pesantren ini berada dibawah Yayasan Abulyatama yang merupakan milik Bapak Dr (HC) Rusli Bintang yang lebih dikenal sebagai tokoh pendidikan di Aceh maupun di luar Aceh.
Disatu sisi pihak kampus harus menerapkan Tri Dharma PerguruanTinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat).
Apapun programnya, paling penting adalah SDM pertaniannya itu pelaku utama dan pelaku usaha. Inilah yang menjadi sasaran dari penyuluhan yang intinya berupa proses pembelajaran. Secara sekilas, kita memiliki fungsi yang sama yaitu penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha.
Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga peluang ini dimanfaatkan oleh penyuluh pertanian membina santri melalui hidroponik.
Hidroponik merupakan suatu budidaya menanam dengan memanfaatkan air, tanpa memakai tanah, dan menekankan penumbuhan keutuhan nutrisi untuk tanaman. Dalam acarapembukaan, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama, Ibu Elvrida Rosa, S.P., M.P. menjelaskan bahwa tanaman hidroponik memiliki banyak kelebihan diantaranya kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan memakai media tanah.
Menurutnya, hidroponik memakai air lebih efesien dan hemat dalam hal pemupukan. Selain itu juga tanamannya bebas pestisida sehingga lebih aman untuk konsumsi.
Dalam kesempatan kedua, materi disampaikan oleh Penyuluh Pertanian Kota Banda Aceh, Bustami, S.P., M.P. selaku penggerak hidroponik di Kota Banda Aceh menambahkan dalam pemaparannya bahwa budidaya tanaman secara hidroponik sangatlah mudah dikarenakan hanya menjaga tiga hal saja, yaitu air, nutrisi dan kecukupan sinar matahari sedangkan wadahnya bisa memanfaatkan banyak jenis media, seperti menggunakan botol air mineral bekas, jerigen dan stirofoam bekas.
Lebih lanjut, Bustami menambahkan selain dapat dikonsumsi di kalangan santri sendiri dan juga dapat dijadikan sumber pendapatan tambahan bagi santri bila dikembangkan dengan baik.
Merawat dan menjaga keseimbangan alam dengan bercocok tanam, sangatlah penting untuk diajarkan kepada santri. Harapannya, mereka dapat mencintai lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan, karena mereka merupakan generasi yang akan melanjutkan peradaban.
Dengan adanya koloborasi ini diharapkan dapat menguntungkan semua pihak, baik pihak kampus, instansi pemerintah serta pesantren sendiri, terutama dalam bercocok tanam secara hidroponik.
Selain itu juga membuat para santri bertambah ilmunya dan bertambah pula tanggung jawabnya. Mereka harus bergantian mengecek dan merawat pertumbuhan tanaman yang mereka tanam. Menurutnya, ini penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama makhluk Allah Subhana huwataala. Mari !
Penulis adalah Penyuluh Pertanian Pertama
Pada Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Banda Aceh
Email: bustami.09@gmail.com
Asal Cot Seurani, Aceh Utara