Pemuda di Era Revolusi Industri 4.0

Magfirah
Magfirah

Oleh Maghfiratun Husna

Siapakah pemuda? Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 mendefinisikan pemuda adalah mereka warga negara Indonesia yang memasuki periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu berusia 16-30 tahun. Data demografi Indonesia menyebutkan ada 61,8 juta orang atau 24,5% dari total jumlah peduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014).

Bacaan Lainnya

Pada tahun 2020-2035, Indonesia akan menikmati bonus demografi karena jumlah usia produktif di Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah.

Bagi sebuah negara, bonus demografi menjadi windows opportunity yang sangat srategis dalam melakukan percepatan pembangunan ekonomi yang di sokong oleh sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan pemuda merupakan aset bangsa yang menjadi agent of change terbaik dalam meluncurkan perubahan bagi negara Indonesia.

Dalam perspektif negara, pemuda merupakan ikon penting dalam mendorong pembaharuan hidup berbangsa. Hal ini ini dapat kita lihat dari spirit dan gerakan spiritual dalam segala dimensi kehidupan kultural yang dilakukan secara bersama-sama.

Dalam membawa pembaharuan, tentunya para pemuda terlebih dahulu mempersiapkan dirinya agar bisa di andalkan menjadi agen perubahan yang lebih maju. Pada acara Forum Perspektif Profesional Pemuda 2045 yang diadakan pada tanggal 18 November 2017, Yayasan Orde Insani Indonesia bersama Aliansi pemuda 2045 mengusung konsep “Connecting Youth for Better Indonesia” yang mengajak semua pemuda Indonesia untuk membangkitkan semangat kepemudaan. Tujuannya adalah agar para pemuda menjadi pemegang tongkat estafet yang akan memimpin bangsa Indonesia dengan amanah.

Namun, tidak semua para pemuda bisa mengambil alih tindakan ini. Oleh karena itu, generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat, berjiwa saing, memiliki kepribadian tinggi, serta mau dan mampu bersaing secara global yang akan menjadi people make history. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu degradasi moral juga sedang mencoraki kalangan muda di Indonesia.

Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena berbagai faktor seperti; penyimpangan sosial, pengaruh budaya barat, proses sosialisasi yang kurang sempurna, kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua, dan rendahnya pendidikan di Indonesia.

Upaya mengatasi degradasi moral pemuda
Jika degradasi moral pemuda terus berlanjut, maka bagaimana para pemuda bisa memimpin negeri tercinta ini? Untuk itu, diperlukan upaya dalam mengatasi degradasi moral yang bisa dilakukan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan watak, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menentukan baik dan buruk, serta mengaplikasikan kebaikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Samani dan Hariyanto, 2013:45).

Lalu bagaimana cara mengaplikasikan pendidikan karaker ini dalam kehidupan para pemuda? Pendidikan ini dapat ditanam di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan pastinya di dalam keluarga.

Jika degradasi moral sudah bisa dihentikan, maka rasa cinta tanah air pun akan tumbuh. Hal ini dikararenakan pemuda yang cinta tanah air akan bergerak menjaga bangsanya. Cinta tanah air merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, politik dan sebagainya sehingga tidak tergiur dengan tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri (Suyadi, 2013:9). Satu wujud cinta tanah air yaitu ikut serta turun tangan di era revolusi industri 4.0 karena generasi milenial saat ini sedang berada pada era tersebut.

Sejarah revolusi industri 4.0
Revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab yang berasal dari jerman. Beliau merupakan pendiri dan ketua Eksekutif World Ekonomi Forum (WEF) yang memperkenalkan revolusi industri 4.0 yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution” yang dapat mengubah hidup manusia secara fundamental. Menurutnya revolusi industri 4.0 berbeda dengan revolusi-revolusi industri lain sebelumnya.

Dimana revolusi ini memiliki skala, dan ruang lingkung serta kompleksitas yang lebih luas. Adapaun bidang-bidang yang mengalami terobosan berkat kemajuan teknlogi ini diantaranya; robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), teknologi nano, bioteknologi, teknologi komputer kuantum, teknlogi berbasis internet, dan printer 3D.

Seperti yang dikatakan oleh Profesor Klaus Schwab bahwa era revolusi industri 4.0 merupakan era revolusi yang paling canggih saat ini walaupun sebelumnya ada 4 tahap revolusi industri sebelumnya. Revolusi industri pertama di mulai di Inggris pada abad ke-18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap yang mengarah ke perancangan pabrik guna untuk proses produksi barang.

Kemudian revolusi Industri kedua terjadi pada awal abad ke-20 dengan ditemukannya tenaga listrik yang menggantikan tenaga mesin uap dalam produksi barang. Setelah revolusi industri kedua, lahirlah revolusi industri ketiga yaitu mesin yang dapat bergerak dan berpikir otomatis, robot dan computer. Revolusi yang keempat adalah revolusi industri yang sedang ramai diperbincangkan saat ini, yaitu revolusi industri yang menggabungkan otomatisasi dan siber.

Peluang bisnis di era revolusi 4.0
Pada era revolusi industri 4.0 pemuda dituntut untuk memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, kreatif, inovatif, dan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan di era revolusi industri 4.0 Indonesia membutuhkan ide-ide kreatif demi membangun perekonomiannya. Disinilah letak keikut sertaan para pemuda dalam membangun bangsa di era revolusi industri 4.0.

Dalam membangun perekonomian, para pemuda harus mencari golden opportunity agar memiliki kekuatan untuk bersaing didunia entrepreneur. Dalam sebuah workshop yang bertajuk “Membangun Karakter Kewirausahaan Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0”, Dr. Shahril Chaniago, M.P.d selaku Kepala Bagian Umum Ditjen Belmawa Kemenristekdikti mengatakan bahwa hal yang sangat penting dibangun pada era revolusi industri 4.0 adalah jiwa entrepreneurship. Hal ini dikarenakan agar mereka memiliki kesadaran mengubah budaya kerja menjadi budaya menciptakan kerja dan lapangan kerja.

Di era revolusi industri 4.0 banyak sekali lahirnya peluang bisnis baru yang dapa dikembangkan oleh para pemuda. Adapun beberapa bisnis yang dapat dikembangkan oleh para pemuda di era revolusi industri 4.0 yaitu; bisnis online (bisnis yang dilakukan secara online melalui internet), cloud hosting (teknik menyimpan database yang ringan dan mudah di akses), fintech (produk yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan dan mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia), dan on-demand service. Keempat bisnis ini merupakan bisnis yang sedang marak di era revolusi industri 4.0 sekaligus bisnis ini telah member lapangan kerja baru bagi pemuda Indonesia.

Penulis adalah Siswa SMA Sukma Bangsa Pidie, XII MIPA. Memiliki hobi membaca, menulis dan melukis. Email: maghfirahaj@gmail.com

Pos terkait